Happy reading...
🎶; DHIA — CINTA TAK WAJAR.
Please buat kalian, dengerin mulmed ini. Sumpah sih agak ngena kalau kalian denger musik Nya sambil baca.
Kamu tetap menjadi perempuan pertama di hidup saya.
— Jefri Baskara.
***
"Jen, ini Mama sama Papa, bawain kue buat kamu, kamu terima ya" ucap Sonya kepada Jeniver. Menyimpan paper bag berisi kue itu ke atas meja.
Sonya dan Rahman sedang berada di rumah Jeniver, mereka berdua tiba-tiba datang untuk menjenguk Jeniver. Sudah Jeniver larang untuk masuk, namun Sonya dan Rahman tetap kekeh ingin masuk dan berbicara dengan Jeniver.
"Mau ngapain sih kalian ke sini?" tanya Jeniver, ketus. "Udah saya bilang, jangan pernah ganggu saya lagi. Kalian ngerti gak sih? Masih aja suka datang ke sini"
"Keadaan kaki kamu gimana sekarang Jen? Ada perubahan?" tanya Rahman menatap putri nya dengan kondisi duduk di kursi roda.
Jeniver menatap Rahman sinis. "Anda gak liat kondisi saya sekarang? Puas anda liat saya yang sekarang? Senang liat saya menderita seperti sekarang? Iya?!"
"Jeniver," Sonya mengelus tangan Jeniver dengan penuh kasih sayang. "Papa sama Mama ke sini cuma mau tanya kondisi kamu, bukan buat cari pertengkaran"
"Kondisi saya baik, udah kan? Mending kalian berdua pergi dari rumah saya!" ucap Jeniver, benar-benar muak dengan semua ucapan Rahman dan Sonya.
"Hari ini, hari ulang tahun kamu Jeniver," ucap Rahman. "Kita tiup lilin bareng-bareng ya. Sudah lama kita gak pernah kumpul lagi"
Jeniver terkekeh pelan. "Mau bersama atau tidak, saya tetap benci kalian. Andai jika saya tak pernah di lahirkan di dunia ini mungkin saya gak bakal menderita seperti sekarang," ucap Jeniver.
"HIDUP SAYA MENDERITA SEKARANG!! SAYA SAMA SEKALI GAK PERNAH NGERASAIN KEBAHAGIAAN YANG SEHARUSNYA SAYA DAPATKAN!!" teriak Jeniver memukul meja di hadapan nya dengan keras, tenaga nya mulai kembali namun tidak dengan kaki nya.
"Saya kehilangan teman-teman saya! Dan saya juga kehilangan laki-laki yang bisa membuat saya bahagia!!"
"Papa minta maaf Jen" ucap Rahman meraih tangan Jeniver namun Jeniver malah menjauh. "Papa minta maaf, Papa yang salah di sini. Papa sama sekali gak bisa lindungi kamu,"
"Mama juga minta maaf Jeniver, Mama belum bisa jaga kamu, rawat kamu. Mama minta maaf Jen, " ujar Sonya, mengakui kesalahan nya. Namun Jeniver sama sekali tak mendengar kan ucapan kedua orangtua nya itu.
"Mending kalian pergi dari rumah saya, dan jangan pernah ke sini lagi dan bawa pulang makanan ini. Saya gak butuh di kasihani!" ucap Jeniver emosi nya meluap, tak sanggup melihat orang tua nya di sini.
"Izinin Papa bicara sama kamu sebentar, ada yang mau Papa bicarakan sama kamu. " ucap Rahman serius.
"Apa? Mau ngomong apa? Mau minta maaf? Saya udah maafin kalian, puas kalian?" tegas Jeniver.
"Kita berobat ke singapura ya, Papa punya temen di singapura yang bisa buat kamu sembuh dan bisa jalan lagi, kamu mau?" tanya Rahman kepada Jeniver. "Kalau kamu mau, besok juga kita langsung berangkat ke singapura. Ini sebagai menebus kesalah Papa dan Mama terhadap kamu"
"Iya Jen, gimana? Kamu mau kan berobat ke singapura? Di sana di jamin untuk kamu sembuh dan dokter nya pun bukan sembarangan dokter di luaran sana" ujar Sonya menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENIVER
Teen Fiction[Selamat membaca cerita Jeniver Alexsandra] Jeniver Alexsandra, si ketua geng motor asal Jakarta, yang di julukki sebagai PEREMPUAN PALING BAHAYA DAN MISTERIUS!. Keseharian Jeniver yaitu berantem dengan siapapun yang mencari masalah dengan dirinya...