Happy reading...
***
Semalaman Darius tidak pulang ke rumah nya, Darius tetap menunggu Jeniver sampai Jeniver benar-benar sadar dan pulih. Jangankan pulang, makan pun tidak Darius benar-benar mogok dalam hal apapun, pandangannya sangat kosong, Arthur sudah berusaha membujuk Darius untuk makan namun Darius sama sekali tidak pernah mendengar ucapan Arthur.
Dan sudah satu hari ini pun Darius tidak pernah ngomong, Darius hanya diam duduk di kursi dengan menunggu dokter keluar dari ruangan UGD itu. Ada Jeni, kekasih Darius di rumah sakit ini untuk menemani Darius. Bukan hanya Jeni, namun ada Pak Jajang dan Bu Leni yang ikut ada di rumah sakit.
Jangan tanya jika kemana orang tua Jeniver, mereka tidak ada ketika Jeniver masuk rumah sakit. Kata Pak Sucipto mereka sedang pergi ke Prancis untuk pekerjaan nya. Dan Bastian pun sudah menghubungi oranh tua nya Jeniver bahwa Jeniver mengalami kecelakaan.
Ruangan itu kembali terbuka, menandakan dokter itu akan keluar dari ruangan UGD. Darius tak segan-segan untuk menghampiri dokter dan tak berhenti bertanya-tanya.
"Gimana keadaan Jeniver? Dia udah gak kritis lagi kan? Ayo jawab!" kata Darius, mata nya sangat merah dan masih ada bekas memar di wajahnya.
"Sabar, pasien sudah melewati masa-masa kritis nya. Namun, pasien hari ini mengalami koma" jawab Dokter. "Dan berkemungkinan akan lama sadar nya"
Darius mengepalkan tangannya. "Lo jadi dokter yang becus dong! Kok bisa Jeniver sampai koma! Lo dokter atau bukan sih sebenar nya?!!" Darius menarik jas yang di pakai dokter itu.
"Cara Kerja lo benar-benar gak becus sama sekali!!"
"Dar! Please, lo harus tenang" ucap Jeni, menenangkan. "Lo gak boleh kaya gini!" Jeni menahan tangan lelaki nya ini agar tidak terlalu gegabah.
Darius melepas cengkeraman nya. Dokter itu pun hanya menggeleng kan kepala nya. Bagi dirinya, tidak masalah. hal seperti ini sering ia dapati, Dokter ini pun tahu betul apa perasaan Darius yang sekarang.
"Untuk saat ini, kalian boleh masuk ke dalam untuk menjenguk pasien" kata Dokter membolehkan. "Namun, bergiliran ya. Jangan semua yang masuk. "
"Baik dok" jawab Arthur.
Darius menepis tangan Jeni dan buru-buru masuk ke ruangan UGD. Jeni baru saja akan ikut masuk namun Reynand menahan nya.
"Biarin Darius dulu yang masuk, kasian dia. " kata Reynand. "Hari ini lo gak boleh egois,"
"Darius sama Jeniver itu temenan dari kecil, jadi apapun yang terjadi sama Jeniver di situ pasti ada Darius yang khawatir sama Jeniver, Darius pasti sedih banget liat temen kecil nya terbaring lemah di dalam" sambung Bastian.
Jeni hanya mengangguk, membiarkan Darius menjenguk Jeniver, sebenar nya Jeni pun tak tega melihat Darius yang semakin murung.
Darius berjalan menghampiri Jeniver, dada nya sangat sesak, sakit. Ketika melihat perempuan yang selamatkan dirinya sedang terbaring lemah saat ini. Darius duduk di kursi di sebelah Jeniver walau di halangi oleh brankar. Darius meraih sebelah tangan Jeniver dan mencium nya penuh pengertian.
"Bangun Jen, gue tau lo perempuan paling kuat. Tolong bangun, " ucap Darius dengan lirih.
"Jefri pasti terpukul banget liat lo yang terbaring lemah kaya gini. Ayo bangun Jen, lo berhak bahagia! Gak selama nya lo rasain kesedihan ini sendirian! Lo berhak buat bahagia Jen"
Air mata Darius langsung luruh, tidak ada yang menjawab setiap ucapan Darius, hanya suara Patient Monitor yang bergema di ruangan ini. Darius melirik ke arah kaki Jeniver, Darius benar-benar tidak kuat jika setelah Jeniver sadar nanti apakah Jeniver bisa menerima semua ini?.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENIVER
Teen Fiction[Selamat membaca cerita Jeniver Alexsandra] Jeniver Alexsandra, si ketua geng motor asal Jakarta, yang di julukki sebagai PEREMPUAN PALING BAHAYA DAN MISTERIUS!. Keseharian Jeniver yaitu berantem dengan siapapun yang mencari masalah dengan dirinya...