28. KEJUJURAN DAN AMARAH

113 22 0
                                    

Happy Reading Guyss...

Mana nih Pasukan Vagos dan Bandidos? Atau pasukan Tengkorak? 🔥🔥

***

"Woi Dho! Bagi bagi kenapa Dho! Gue juga pengen tuh kue" ujar Reynaldi meraih toples yang di pegang Ridho. "Bagi bagi napa Dho! Pelit amat lo ah"

Ridho tidak mendengarkannya dirinya malah asik memakan kue itu dengan menonton Televisi. Mereka sedang ada di rumah karena capek seharian mencari Jeniver namun tidak pernah ia temui sama sekali.

"Si Ridho monyet! Bagi bagi Dho," Reynaldi terus terusan meminta agar toples berisi kue itu Ridho berikan kepada dirinya.

"Dho, kasih. Bagi bagi" tegur Kaizan, lelaki ini sibuk dengan buku yang sedang ia pelajari.

"Nih, bagi dua" Ridho msmberikan toples berisi kue itu kepada Reynaldi.

"Ogah! Lo aja tadi pelit!" ucap Reynaldi.

"Tur, lagi apa lo?" tanya Jefri yang sedang berjalan menuruni tangga dan melihat satu temannya ini sedang duduk di meja belajar. "Belajar lo?"

"Biasalah, corat coret berhadiah" sahut Ridho. "Dia kan emang begitu, tadi aja waktu ulangan bukan nya ngisi ulangan malah corat coret"

"Parah lo Tur" kekeh Jefri. "Awas aja kalau nilainya kecil, gue gorok kepala lo"

"Tenang Jef, nilai gue pasti cakep cakep kayak gue cakep" jawab Arthur.

"Halah muka kayak Duda aja bangga" celetuk Reynaldi.

"Bangsat Sia!" umpat Arthur.

"Gue cabut dulu. Pintu langsung kunci aja, gue pulang nanti pagi" Jefri mengambil kunci motor nya di atas meja dan berjalan keluar rumah.

"MAU KEMANA LO JEF? CARI JANDA KEMBANG?" teriak Ridho kepada Jefri.

"Mau kemana lo Jef?" tanya Kaizan dengan berteriak.

"Cari Jeniver" jawab Jefri yang sudah menyalakan motornya.

"Besok ulangan, lo gak belajar?" teriak Kaizan lagi, namun tidak ada yang menyahut menandakan Jefri sudah berangkat mencari Jeniver.

"Emang ya, Jefri kayak nya peduli banget sama Jeniver. Sampe sampe dia cari terus Jeniver sampe bener bener dia temui" ucap Arthur heran Kepada Jefri. "Padahal Jeniver nya aja gak tau ilangnya kemana"

***

Jefri melajukan motornya sangat cepat, di jalan raya cukup ramai oleh kendaraan bermotor dan lainnya. Jefri mencari ke suatu tempat yang lumayan jauh namun hasilnya nihil. Jeniver memang tidak ada. Jeniver benar benar seperti sudah di telan bumi.

Jefri semakin khawatir, dan semakin gelisah memikirkan perempuan yang cintai. Apakah Jeniver sudah makan? Apakah dia baik baik saja? Pertanyaan itu yang selalu ada di pikiran Jefri.

"Mampir kantin Pak Jajang dulu dah" gumam Jefri dengan melajukan motornya ke arah sekolah.

Kantin Pak Jajang itu berada di belakang sekolah, jadi Kantin itu tidak di awasi oleh satpam. Karena itu Kantin resmi milik Pak Jajang dan tidak ada sangkut pautnya dengan milik sekolah.

JENIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang