Walaupun lo semua pulang ke Bandung, tapi kita masih bersaudara karena kita pernah bersama sama, dalam hobi yang sama!.
— Darius Desmon, wakil Jeniver Alexsandra.
***
Jefri keluar dari ruangan kepala sekolah dengan perasaan yang campur aduk, di satu sisi lain tidak masalah jika dirinya dan teman temannya pulang ke Bandung namun satu sisi lain Jefri tidak tega meninggalkan Jeniver di saat saat seperti ini.
Jefri dan temannya berjalan menuju kantin yang diikuti oleh dua orang lelaki suruhan orang tua Jefri. Arthur, Kizan, Reynaldi dan Ridho pun mukanya sangat lesu, mereka tidak ingin pulang ke Bandung di saat mereka semua sudah mempunyai teman yang baik di Jakarta.
"Apa kata Pak Sujarto? Dia ngomong apa sama lo?" tanya Darius yang melihat Jefri masuk ke kantin bersama teman temannya dan dua lelaki paruh baya.
"Lo gak di DO kan?" tanya Reynand.
"Mereka siapa Jef?" tanya Deon melihat dua orang lelaki berbadan besar, tegap dan berkacamata hitam.
"Kenapa lo semua? Muka nya kok lesu banget?" tanya Bastian kepada mereka semuanya.
"Kita hari ini bakal pulang ke Bandung" ucap Arthur membuka suara.
Jeniver yang tadinya sedang duduk langsung berdiri dan berjalan menghampiri Jefri yang kini sedang menatap dirinya. Perasaan Jeniver semakin tidak karuan.
"Bohong lo Tur, aelah. Gak lucu lo" kekeh Reynand tidak percaya.
"Lawak lo semua" kata Darius ikut tertawa. "Gak lucu lawakan lo itu"
"Kita gak bohong, ini serius" ucap Reynaldi. "Kita hari ini bakal pulang ke Bandung dan mulai sekolah di sana lagi"
"Terus gimana nilai ujian lo?" tanya Liam. "Gak masuk akal lo tau?"
"Pak Sujarto udah bilang ke kepala sekolah Pelita untuk kirim nilai nilai kita ke sekolah asal kita semua" ucap Kaizan. "Jadi ujian kita di lanjut di Bandung"
"Bohong lo semua! Gak lucu anjing!" umpat Reynand tak terima jika semua temannya pergi ke Bandung.
"Ini bohong kan Jef? Lo gak bakal pulang ke Bandung kan? Lo udah janji gak bakal tinggalin gue sama yang lain" ucap Jeniver menatap Jefri lebih dekat.
Jefri hanya diam.
"Ngomong Jef, jangan diem gini aja! Ngomong! Ini cuma prank kan? Ayo ngomong Jef!" ucap Jeniver, emosi nya makin meluap.
"Jawab Jef,"
Jefri menarik sebelah tangan Jeniver dan langsung memeluk perempuan ini dengan erat. Jefri meneteskan air matanya di pelukan ini, Jeniver membalas pelukan Jefri sangat erat tidak ingin melepas pelukan ini. Dua duanya tidak mau saling melepaskan pelukan nya satu sama lain.
"Den Jefri, ayo pulang. Dari tadi bapak suruh kita pulang" ucap lelaki paruh baya itu kepada Jefri.
"Sebentar ya Pak" kata Kaizan.
"Jangan tinggalin gue Jef" lirih Jeniver yang terdengar oleh Jefri dan teman temannya yang lain, bahkan Darius pun tak tega melihat Jeniver yang sekarang, Yang mudah menangis di depan semua teman temannya.
"Jangan nangis, gue gak suka liat lo nangis" kata Jefri mengelus kepala Jeniver penuh dengan pengertian. "Gue janji setelah lulus nanti gue bakal balik ke Jakarta sebelum gue berangkat ke Swiss nanti. "
"Gue pergi bukan berarti lupain janji yang udah gue kasih ke lo, dan gue pergi bukan berarti gak sayang lagi sama lo. Gue tetap sayang sama lo, dan gue bakal tunggu waktu di mana gue bisa milikin lo selama-lamanya" kata Jefri kepada Jeniver.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENIVER
Teen Fiction[Selamat membaca cerita Jeniver Alexsandra] Jeniver Alexsandra, si ketua geng motor asal Jakarta, yang di julukki sebagai PEREMPUAN PALING BAHAYA DAN MISTERIUS!. Keseharian Jeniver yaitu berantem dengan siapapun yang mencari masalah dengan dirinya...