36. GELANG DAN JANJI

81 21 0
                                    

Gelang ini biar jadi bukti dan tanda, kalau gue benar-benar cinta dan sayang sama lo selamanya
Jeniver Alexsandra.

— Jefri Baskara.

***

"Kenapa ajak gue ke sini Jef?" tanya Jeniver kepada Jefri.

Mereka berdua sedang berada di pinggir pantai, Jefri sengaja mengajak Jeniver ke pantai karena mau berbicara serius kepada perempuan ini. Mereka berdiri di pinggir pantai sambil merasakan angin yang begitu kencang bahkan senja pun sudah mulai muncul.

Jefri menoleh ke samping menatap Jeniver yang sedang tersenyum melihat keindahan pantai ini. Bahkan Jefri pun ikut tersenyum.

"Gue sengaja bawa lo ke sini karena pantai ini kalau sore makin cantik sama kayak lo" ucap Jefri kepada Jeniver.

"Gombal" Jeniver terkekeh.

"Bukan gombal tapi nyata, kalau di liat liat sih lo itu cantik dengan cara lo sendiri, bahkan semua laki-laki juga pasti tertarik sama lo termasuk gue, gue cintaa banget sama lo," ucap Jefri merangkul pundak Jeniver.

"Lebay, cowok kebanyakan ngomong kayak gitu. Mirip kayak Reynand, dia sering banget ngomong kayak gitu ke semua cewek tapi gak ada satupun cewek yang dia seriusin" ucap Jeniver.

"Beda itu mah Jen, gue ya gue. Reynand ya Reynand, jangan sama samain gue sama Reynand karena gue bukan Reynand." kata Jefri.

Jeniver mengangguk. "Iya iya"

"Lo hari ini cantik, cantik banget" ujar Jefri terpana melihat wajah perempuan ini. "Bahkan kecantikan lo melebihi pantai ini, bukan pantai ini aja tapi melebihi semua pantai yang ada di Indonesia"

"Bisa gitu, " Jeniver malah cengengesan.

"Susah banget emang nge gombalin cewek yang sama sekali belum pernah ngerasain jatuh cinta" ucap Jefri melepas rangkulan nya.

"Makannya jadi cowok jangan suka gombal," kata Jeniver.

"Jadi pengen cepet cepet lulus sekolah terus kuliah dan jadi sarjana, biar bisa milikin lo seutuhnya, " ucap Jefri.

"Gue gak mau lo ke Swiss" kata Jeniver wajahnya langsung lesu. "Gue gak mau jauh dari lo, dan gue gak mau di tinggalin lo."

"Gue juga sebenarnya gak mau ke Swiss, tapi bokap gue paksa gue untuk kuliah di sana dan jadi sarjana di Swiss nanti," kata Jefri. "Gue gak akan lama, setelah gue kuliah di sana gue bakal pulang ke Jakarta buat temuin orang tua lo"

Jeniver mengernyit. "Mau apa?"

"Gue mau setelah sarjana nanti, gue mau melamar lo Jeniver. Gue bakal pulang ke Jakarta dan langsung melamar lo secepat mungkin" ucap Jefri serius, Jeniver hanya diam lama menatap lelaki ini.

"Lo pasti bohong kan?" tanya Jeniver. "Gak mungkin lo bakal melamar gue, sedangkan di Swiss nanti pasti banyak perempuan yang lebih cantik dan lebih sempurna. Bahkan lo bisa aja menikahi perempuan yang lo pilih di sana,"

Jefri menangkup sebelah pipi Jeniver. "Ngomong apa? Gue sama sekali gak tertarik sama perempuan lain kecuali lo, gue bakalan pulang ke Jakarta dan langsung melamar lo. Kalau bisa gue langsung nikahin lo tanpa melamar, gue bisa Jen"

Jeniver tidak menjawab. Dirinya terus terusan menatap Jefri lebih dalam.

Jefri menurunkan tangannya dan mengambil sesuatu di saku celana nya. Tatapan Jeniver tidak pernah lepas, masih menatap Jefri dari dekat.

Jefri mengambil sebelah tangan Jeniver dan memberikan dua gelang yang sama. Jeniver mengernyit menatap dua gelang yang ada di tangannya itu.

"Apa ini? Dan buat apa gelang ini?"

JENIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang