51. LUKA, RUMAH SAKIT DAN FEELING

80 15 1
                                    

Note: Banyak adegan kekerasan dan kesedihan. Jika kalian ingin menangis, menangis lah, aku gak larang kalian...

Tetap ikuti Jeniver sampi end!

Dengarkan musik yang udah aku siapin ya..

🎶; AFGAN — SETIA MENUNGGU

Menurutku lagu ini paling sedih, jadi sedikit cocok sama Part ini.

Happy reading kalian..

Satu lagi, aku sayang banget sama kalian yang setia baca cerita Jeniver!!♥♥♥♥ i love you!

***

Kamu akan tetap menjadi
perempuan pertama yang paling tangguh dan pemberani bagi hidup saya. Perjuangan mu belum selesai sampai sini.

— Darius untuk Jeniver.

"LASKAR! KELUAR!"

Jeniver berdiri di rumah yang begitu kosong dan sama sekali tidak ada satu pun orang yang ada di wilayah yang sangat sepi ini. Nafas Jeniver semakin memburu melihat sosok Laskar keluar dengan Darius yang sudah babak belur karena ulah Laskar.

Tangan kiri Jeniver mengepal begitu kuat, dan di tangan kanan nya masih memegang tongkat baseball. Nafasnya semakin tidak beraturan. Dan Laskar ini sudah berani main-main dengan Jeniver dan Darius di jadikan alat untuk memancing Jeniver agar bisa datang dan bertemu dengan Laskar.

"Lo apain Darius?" tanya Jeniver, nada berbicara masih rendah dan saat ini Jeniver harus senan tiasa mengontrol emosi nya jika ingin Darius tetap aman di tangan Laskar.

Laskar berjalan maju dan bertepuk tangan. "Gue apain dia? Gak apa-apain Darius gue. Cuma, karena tadi dia berontak mau di lepasin ya jadi anak anak buah gue pukulin dia. "

Jeniver melihat Darius yang begitu banyak memar di wajah nya dan tubuh Darius pun sangat lemah.

"Kenapa Jen? Lo kasian liat Darius babak belur? " tanya Laskar kepada Jeniver. "Sorry Jen, ini bukan kemauan gue buat pukulin Darius, tapi Darius nya aja yang nantangin gue. Jadi, mau gak mau gue pukulin dia. Tanpa ampun!"

Laskar sengaja memancing amarah Jeniver. Tatapan Jeniver semakin fokus kepada Darius, lagi dan lagi rasa bersalah itu menghampiri Jeniver.

"Mau lo apa?" tanya Jeniver.

"Ini yang gue suka dari lo. Langsung to the point, sebenarnya permintaan gue gak cukup berat bagi lo, cuma—"

"Cepetan ngomong!"

"Relax Jeniver," kata Laskar terkekeh pelan ketika melihat amarah Jeniver semakin memuncak.

"Gue mau lo kasih Vagos ke gue dan lo harus tanda tangan di kertas ini, bahwa lo resmi serahin Vagos ke gue. Dan bukan itu aja, Kantin Pak Jajang juga itu bakal jadi milik gue kalau lo mau tanda tangan surat ini" Laskar memberikan surat kepada Jeniver.

"JANGAN JEN! GUE MOHON JANGAN!" teriak Darius dari belakang sana.

"Hajar!" perintah Laskar kepada anak buahnya untuk memberikan pukulan kepada Darius.

JENIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang