𝕮𝖍𝖆𝖓𝖌𝖊𝖘

13.1K 1.6K 30
                                    

"apa sudah beres semuanya?" tanya seorang gadis yang tengah duduk di taman penuh bunga yang indah. Ia sedang menikmati teh sembari membaca buku romansa, ya hitung-hitung sebagai pengganti komiknya.

"ka-kamar anda sudah bersih dan rapih Yang Mulia, tapi..."

Kening Isandra berkerut saat menatap Marrie, "ada apa?" tanyanya.

"sa-saat saya ingin meminta uang untuk memesankan gaun anda. Count Berrel tidak mau memberikannya Yang Mulia" ucapnya takut-takut.

Count Berrel adalah orang yang diperintahkan untuk mengatur keuangan di istana Lily, tempat Isandra tinggal.

Isandra meletakkan cangkir teh yang ia pegang, "baiklah, biar aku sendiri yang bicara padanya nanti" ucapku. Ya, Isandra tidak terkejut sama sekali dengan hal ini. Malah, ia mengekspektasikan perlakuan yang lebih kasar lagi.

Makan malam kemarin saja hanya sup sayuran, dan teh ini pun Marrie dapatkan dari istana utama. Lagipula, suara-suara di ingatan Isandra itu...ia penasaran seperti apa wajah-wajah orang yang mengatakannya.

"Marrie, apa saja yang kau ketahui tentangku?" tanya Isandra tiada angin tiada hujan. Marrie nampak terkejut saat mendengar pertanyaannya, namun ia tetap menjawabnya.

"me-menurut saya, anda adalah gadis yang kuat Yang Mulia" ucapnya. Isandra menoleh menatapnya saat ia mengatakan itu, kuat ya?

"kuat? Benarkah? Aku selama ini bersembunyi di dalam sana seperti pengecut, apanya yang kuat?" ucapnya.

Marrie menggeleng, "tidak, Yang Mulia. Anda kuat. Anda sudah bertahan sampai sejauh ini, itulah hal terpenting. Kalau saya menjadi anda, saya tidak akan tahan dengan ucapan mereka dan segera bunuh diri" ucap Marrie.

Ia terdiam, astaga jahat sekali dirinya berpikir bahwa Isandra adalah pengecut. Marrie benar, meski Isandra pada akhirnya akan bunuh diri tapi ia sudah bertahan selama 15 tahun. Dan itu sudah sangat luar biasa.

Ia pun menutup buku yang tadi ia baca dan berdiri menghadap Marrie, "kau tau Marrie? Aku berubah pikiran, aku akan bicara pada Count Berrel sekarang juga" ucapku.

Marrie nampak terkejut, namun sekian detik kemudian ia menunduk, "baik, Yang Mulia. Mari saya antar" ucapnya lembut.

Mereka pun berjalan meninggalkan taman itu, menuju ruang dimana Count Berrel biasanya berada. Matanya menatap tajam ke depan, 'orang-orang ini harus kuberi pelajaran' batinnya.

~~//~~

Krieettt

"anda sudah kembali, Yang Mulia?" ucap seorang pemuda berambut pirang saat seorang pria berambut putih masuk bersama asistennya ke ruangan megah yang mirip kantor itu.

"apa ada yang terjadi selama aku pergi?" tanya pria berambut putih dan mata emas setajam elang seraya duduk di kursi kerjanya, Galen Apollo Danishar de Eleino, Kaisar kekaisaran Eleino yang sekarang, ayah kandung Isandra.

"tidak ada, Yang Mulia. Semuanya baik-baik saja, ah kemarin seorang dokter dikirim ke istana puteri Isandra" ucap pria berambut pirang yang mirip seperti Isandra dan matanya setajam hewan buas mirip dengan kaisar, Estevan Arthur Warrick de Eleino, putera mahkota, kakak pertama Isandra.

"dia sakit?" tanya Galen dengan nada datar, namun nampak jelas bahwa ia khawatir.

"sepertinya begitu, Yang Mulia. Tapi pagi ini mata-mata saya memantau daerah istana Lily dan melihat Isandra sedang menikmati teh di taman sembari membaca buku" jelas Evan.

Galen terdiam, wajahnya memang datar saja tapi ada setitik rasa senang di hatinya. Tanpa sadar ia tersenyum kecil, 'akhirnya kau tidak mengurung diri lagi' batin Galen.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang