𝕮𝖔𝖓𝖉𝖎𝖙𝖎𝖔𝖓

4.1K 530 24
                                    

"apa?!" seru Layla tanpa sadar saking terkejutnya ia.

Azazel menaikkan sebelah alisnya dengan Isandra yang sudah tersenyum penuh kemenangan, "ada apa? Kau tidak berpikir bahwa kita akan bertunangan atas nama cinta bukan?" tanya Azazel ketus seakan tidak suka.

Seketika Layla membeku di tempat, "s-saya... Tentu tidak, Yang Mulia" ucap Layla akhirnya dengan nada pasrah.

"hmph, baguslah" ucap Azazel mendengus angkuh.

"fufufu lagipula Yang Mulia tidak akan mau dengan gadis biasa seperti anda, Lady Nameer. Dari segi apapun juga saya menang dibandingkan anda" ucap Isandra meremehkan.

Nampak genggaman tangan Layla pada alat makan itu mengeras hingga tangannya gemetar. Tentu hal ini disadari oleh keduanya.

Mereka pun bernafas lega di dalam hati karena ini artinya rencana mereka untukalam ini telah berhasil.

Namun sepertinya, kita harus mengasihani tokoh utama yang satu ini.

[Isandra's POV]

Sungguh, kalau ada hal yang paling ingin aku sembunyikan saat ini adalah wajahku sendiri.

'astagaaa aku tau semua ini hanyalah sandiwara tapi tetap saja rasanya malu sekalii' batinku seraya menyembunyikan wajah memerah padamku di ceruk leher Azel.

Ya, karena raja sialan satu ini aku jadi harus terlibat di dalam rencana aneh mereka.

Bukannya tidak mau membantu, aku tentu tau diri bahwa aku memiliki hutang budi dan hanya menumpang di istana ini.

'tapi dari semua hal kenapa aku harus menjadi kekasihmu, heyy?! Hancur sudah reputasiku sebagai wibu nolep hiks' batinku.

Ditambah lagi, sudah kupastikan ke depannya aku akan berurusan dengan calon tunangan Azel. Siapa namanya? Ah iya, Layla.

Mulai sekarang aku harus menjalankan peranku sebagai wanita penggoda yang terkenal memiliki paras tiada duanya.

Dan yang mengetahui hal ini hanyalah Zargan, Zayn dan pemilik rencana sendiri yaitu Azel. Walau sepertinya Azel sendiri tidak terlihat nyaman. Buktinya tubuh Azel seketika menegang saat aku menyembunyikan wajahku di ceruknya barusan.

Apa perasaanku saja?

"Isandra, sayangku..."

"hic..." aku seketika merinding saat suara lembut yang terdengar seperti bisikan maut itu memasukki gendang telingaku.

"y-ya, ekhem, iya Yang Mulia?" jawabku lembut kembali menjalani peran sebagai wanita penggoda.

"apa kau tidak mau manyantap hidangan ini? Apakah ini tidak sesuai seleramu?" tanya Azel dengan wajah khawatirnya.

Ah ini dia, aku ingat isi surat yang Azel kirimkan bersama gaun merah seksi ini.

"malam ini jadilah wanitaku, dan hidangannya tidak sesuai seleramu"

Awalnya memang agak membingungkan, tapi bukan Isandra namanya kalau tidak paham. Tentu aku mengerti maksud dari surat itu. Walau aku sendiri juga terkejut dan tidak memiliki persiapan apapun.

Ya, hitung-hitung sekarang waktunya mengeluarkan bakat sandiwaraku. Sekaligus balas budi dan pergi dari istana ini tanpa rasa bersalah.

Aku pun memasamkan ekspresiku sembari menatap hidangan yang sudah bisa aku pastikan kelezatannya.

'tuan koki, maafkan aku' batinku sebelum berkata, "iya, saya tidak suka hidangan ini Yang Mulia. Malam ini saya ingin makan ayam panggang, bukan steak. Entah kenapa saya merasa mual melihat daging merah itu" ucapku.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang