[Completed]
Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan.
Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...
"Yang Mulia, gaun mana yang ingin anda pakai?" tanya Marrie.
Isandra baru selesai mandi pagi, dan hari ini ia memiliki jadwal belajar dansa dan etiket bersama Marchioness Crinossio. Karena pesta debutante pangeran Percy aksn diadakan dalam waktu dua bulan, ia harus bisa menguasai semua hal mengenai bangsawan. Sepertinya Isandra harus belajar sampai mampus.
"yang itu saja Marrie" ucap Isandra menunjuk gaun cantik berwarna babypink yang terkesan santai namun tetap sopan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Isandra hanya bisa menggeleng sembari tersenyum geli melihat tingkah Marrie. Jujur, Isandra tidak pernah berdandan ataupun didandani di kehidupan sebelumnya. Ia juga tidak terlalu memikirkan penampilan.
Tapi siapa sangka ia malah terlahir kembali sebagai seorang puteri? Dan ia diharuskan untuk selalu tampil cantik demi pandangan orang lain. Bukankah kekaisaran akan malu jika puteri mereka tampil biasa saja?
Bicara soal pandangan orang lain, Isandra malam tadi mengalami masa sulit untuk menahan Galen agar tidak mengeksekusi puteri Duke Shannel.
~~//~~
Flashback malam sebelumnya,
Prang
Isandra terperanjat kaget saat mendengar suara pecahan kaca, ia menoleh melihat gelas kaca cantik itu telah bernasib malang di tangan Galen.
"siapa?" tanya Galen dengan suara rendah nan menyeramkan. Iris keemasan itu bercahaya tajam, mana sihirnya menyeruak keluar. Membuat Isandra menelan salivanya kasar.
"aku tidak tau, rambutnya biru" jawab Percy enteng. Isandra mendelik menatap kakaknya, kenapa orang ini masih bisa santai saja?! Isandra bahkan merasa bahwa meja ini bisa terbelah menjadi du-
KRAK
Isandra mendelik, 'm-me-MEJANYA BELAH!' batin Isandra menjerit saat meja besar megah itu retak hampir terbelah.
"Shannel" ucap Evan yang matanya juga sudah berkilat tajam seperti Galen.
Isandra yang duduk tepat di samping Galen pun langsung berdiri dan memeluk ayahnya, "Ya-yang Mulia, saya mohon tenanglah!" serunya. 'apa yang sedang aku lakukan?!' batin Isandra.Evan dan Percy pun kaget karenanya.
Galen yang tersadar dari amarahnya berkat pelukan Isandra pun langsung mengendalikan mana-nya yang keluar tak terkendali. Setelah merasa Galen sudah lebih tenang, Isandra melepas pelukan itu.
Bruk
"Yang Mulia, maafkan kelancangan saya. Tapi saya mohon jangan hukum mereka" ucap Isandra yang kini telah berlutut di hadapan Galen.