"Yang Mulia, sudah dua tahun sejak anda bertunangan namun anda belum juga melangsungkan pernikahan. Kami takut, kelangsungan takhta Erebos tidak akan berlanjut"
Seisi ruang rapat menjadi hening sesaat setelah lord Nameer menyatakan argumennya. Para lord yang hadir di rapat itu hanya diam tidak berani menambahkan argumen, tentu karena mereka berpikir bahwa argumen dari lord Nameer tidak berdasar.
Sama halnya dengan Azel yang hanya menatap ayah dari tunangannya itu dalam diam.
Pertama-tama, Azel tidak setua itu untuk harus segera menikah. Ia masih segar bugar dan kecil kemungkinan bagi dirinya untuk cepat meninggal.
Kedua, kalau ia mau, Azel bisa saja mengadopsi anak dan menjadikannya raja. Namun tentu saja itu akan menuai kontroversi, lagipula Azel masih sanggup untuk memiliki keturunan.
Ketiga, ini hanya Azel dan Zargan yang mengetahui, tentu saja ia tidak berniat untuk melanjutkan keturunannya bersama Layla, putri dari lord Nameer.
Semua sikap lembut dan romantis Azel selama satu tahun belakangan hanyalah kedok agar Layla bisa mereka manfaatkan. Yang juga nantinya akan menjadi boomerang untuk lord Nameer.
"Aku tidak tau..." ucap Azel seraya menyandarkan punggungnya dan mendagu menatap tajam setiap petinggi kerajaan yang duduk di meja besar itu, membuat suasana ruang rapat menjadi pengap dan sesak.
"...Kalau para lord sekarang begitu peduli dengan kehidupanku, terutama kau, Isaac Nameer" ucap Azel menatap tajam Isaac yang kini menelan ludahnya kasar saat iris semerah darah itu menyala menatapnya.
"K-kami hanya-"
"Kami? Oh maaf aku merasa bahwa kau mengatakannya seolah semua lord disini memikirkan hal yang sama, tapi yang aku lihat disini hanya kau yang begitu" ucap Azel menaikkan sebelah alisnya.
Hingga kemudian salah satu Lord mengangkat tangannya, lord Hakeem yang terkenal akan keadilannya. Tentu disini ia selalu menjadi penengah.
"Maafkan kelancangan saya Yang Mulia, namun menurut saya ucapan Lord Nameer tidak ada salahnya. Adakah alasan anda untuk menunda pernikahan sampai dua tahun seperti ini?" tanya lord Hakeem.
Azel terdiam, 'sial, kenapa pula Hugo harus bertanya hal seperti itu' batin Azel menggerutui lord Hakeem yang baru saja menggantikan posisi ayahnya itu, jadi usia mereka tidak terlalu jauh.
"Itu karena-"
brak
Azel dan para lord menoleh saat pintu besar ruang rapat itu dibuka secara kasar. Azel membulatkan matanya dengan para lord yang juga memasang wajah heran saat melihat perempuan pirang yang menggendong seorang bayi menerobos masuk ke dalam ruang rapat.
"Isandra?" ucap Azel.
"Itu karena Yang Mulia telah memiliki seorang putri" ucap Isandra yang baru saja tiba dari menara sihir dengan Pipi di gendongannya dan Aleeyah yang nampak terengah-engah karena menyusul Isandra berlari.
"APA?!" seru para lord kompak karena sangat terkejut mendengar ucapan Isandra, oh lihat bahkan lord Syam yang terkenal begitu lembut pun sampai jatuh pingsan.
Dengan cepat Azel menghampiri Isandra dan merapatkan tubuh keduanya hingga mereka bisa berbicara dengan cara berbisik.
Isandra yang sudah lama tidak melihat Azel pun bersemu karena, 'yabai, kenapa orang ini semakin berkharisma?' batinnya memaki memaki keadaan.
"Isandra, apa-apaan ini?" tanya Azel berbisik.
"Yang Mulia, anda lupa? Saya pergi dalam keadaan hamil" ucap Isandra memberi penekanan pada kata hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...