Brak
Isandra menutup pintu kamarnya kasar, "huh dasar, aku kan juga mau ikut menyelamatkan kak Evan" ucapnya bersunggut kesal.
Pasukan Leonfire sudah berangkat untuk mencari keberadaan putera mahkota dan Marrie, sedangkan Isandra tidak diperbolehkan ikut dan disuruh kembali ke kamarnya.
"aku merasa... Semua ini ada hubungannya denganku" gumam Isandra seraya memegang pergrlangan tangannya. Ia teringat pada gelang pemberian Baron waktu itu, ia tidak tahu tapi rasanya gelang itu adalah penyebab semua ini.
Ia lupa memakai gelang itu saat Evan datang ke kamarnya untuk menjemput Marrie. Dan ia baru teringat saat mereka sudah pergi berangkat.
'aku harus kabur' batin Isandra nekad.
Penjaga di luar kamarnya telah diperketat, dan ada dua maid yang diperintahkan untuk mengawasi Isandra di dalam kamar.
Ia berbalik menoleh ke arah dua maid yang berdiri di depan pintu kamarnya. "ekhem" Isandra berdehem agak kencang, membuat kedua maid itu memusatkan perhatian mereka pada Isandra.
"anda butuh sesuatu Yang Mulia?" tanya salah satu dari mereka.
Isandra tersenyum manis, "aku tiba-tiba lapar, tolong bawakan makanan kemari. Aku ingin 10 steak daging, kue 5 tingkat, 20 kue kering, dan 3 botol besar air putih"
Kedua maid itu saling menatap satu sama lain seolah meminta kebenaran. Setau mereka tuan puteri ini tidak banyak makan. Tapi apa-apaan tadi itu? Apa puteri kerasukan?
"kenapa diam saja? Kalian tidak sanggup? Kalau begitu aku sendiri saja yang ambil" ucap Isandra seraya berjalan hendak keluar dari kamarnya.
Namun kedua maid itu segera menghentikan Isandra, "t-tunggu, kami sanggup Yang Mulia. Tolong jangan keluar dari kamar anda, ini perintah baginda kaisar. Biar kami saja yang ambilkan" ucap si maid.
Isandra kembali tersenyum, "bagus, sekarang pergilah. Aku kelaparan" ucap Isandra.
Kedua maid itu pun segera pergi keluar dari kamar Isandra. Menyisakan sang empunya kamar sendirian dengan senyum kemenangannya.
"hahah yess! Waktunya kabur~" ucap Isandra senang. Ia menarik sprei kasur queen-sizenya kemudian mengikat sprei itu dengan selimut. Kamar Isandra terletak di lantai dua, jadi tidak perlu bahan yang terlalu panjang karena jarak ke tanah tidak terlalu tinggi.
Setelah selesai mengikat sprei dan selimutnya, Isandra terhenti sejenak. "aku harus ganti baju" gumam Isandra melihat gaun indahnya. Ya, ia tidak mungkin menggunakan gaun mewah itu untuk berlari.
Isandra kemudian berbalik menuju closetnya dan mencari baju yang lebih nyaman dipakai, "ah pakai ini saja" ucapnya saat mendapat setelan berkuda di dalam lemarinya.
Dengan cepat Isandra mengganti bajunya dengan setelan berkuda itu. Takut nanti para maid itu segera kembali.
"baiklah, sudah selesai. waktunya berangkat" ucapnya seraya keluar dari closet dan mengambil sebuah jubah berwarna merah gelap yang tergantung di dekat closetnya, itu milik Marrie. Setelah mengenakan jubah itu, Isandra berjalan menuju balkon untuk melompat keluar dari kamarnya.
"meow~"
Langkahnya terhenti saat mendengat suara kucing dari arah kasurnya, nampak seekor kucing hitam bermata merah tengah duduk manis di kasur Isandra.
Isandra tersenyum pada kucing itu, "hai Ruby, aku mau keluar sebentar. Tolong jaga kamar ini selama aku pergi ya" ucap Isandra kemudian melanjutkan langkahnya menuju balkon.
'mau kemana kau? Hei! Hei tunggu!' seru Azel yang tentu tidak terdengar oleh Isandra.
Isandra melirik ke bawah dari balkonnya, nampak beberapa prajurit yang sedang berpatroli berjalan melewati balkon kamar Isandra. Saat sudah dirasa aman, ia menjatuhkan ikatan sprei dan selimut yang sudah ia siapkan dan melompat dari balkon lantai dua istana Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasía[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...