𝕾𝖆𝖗𝖍𝖆𝖓

7K 880 17
                                    

BRAK

Pintu itu dibuka secara kasar, membuat penghuni kamar terperanjat kaget saat mendengar suara gebrakkan. Galen dan kedua puteranya masuk dengan nafas terengah-engah. Sedang Isandra menatap mereka bingung.

"Isandra..." lirih Galen yang melihat puterinya kini sudah sadar dan nampak baik-baik saja. Dengan cepat Galen melangkah mendekati Isandra.

Grep

Isandra membelalak kaget saat tangan besar Galen tiba-tiba memeluknya erat. "ayah senang kau sudah sadar" ucap Galen dengan suara serak hendak menangis.

Tatapan Isandra melembut, desir hangat kembali ia rasakan di tubuhnya. Perlahan, Isandra membalas pelukan ayahnya. "Isandra sudah baik-baik saja ayah" ucapnya menenangkan.

Galen melepas pelukannya perlahan, "apa masih ada yang sakit? Apa kau sudah makan? Apa kau pusing? Ada keluhan lain semacamnya? Katakan saja pada ayah, bahkan kita bisa menunda pesta debutan-"

"ayah"

Cerocosan Galen terhenti saat Isandra menyebut namanya. Kalau dilanjutkan bisa-bisa usaha pelayan menyiapkan pesta untuk Percy selama ini menjadi sia-sia. "Isandra baik-baik saja. Jangan batalkan pesta kak Percy" ucap Isandra lembut.

"kakak tidak keberatan" ucap Percy yang berdiri bersama Evan di belakang Galen.

Isandra menatap kakaknya malas, "kakak memang tidak akan keberatan, tapi para pelayan dan pekerja lain yang sudah menyiapkannya akan kecewa" omel Isandra.

"siapa yang berani?" kini Evan bersuara.

Isandra mengembungkan pipinya kemudian menatap sang ayah, "ayah~ jangan batalkan pestanya ya" ucap Isandra manja.

Galen terkekeh, tangannya terangkat mengelus surai emas yang mirip dengan milik isterinya itu. "baiklah" ucap Galen lembut.

"baiklah! Karena searang Isandra sudah sadar, pekerjaan kita tinggal menangkap pelakunya!" seru Evan semangat 45.

Isandra menunduk diam, ia tengah berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Ia sudah tahu semuanya karena Marrie dan Felice menceritakannya pada Isandra. Felice nampak khawatir dan takut di saat yang bersamaan, ia tidak tahu apakah kaisar akan menghukumnya juga atau tidak. Tapi kejahatan seperti ini biasanya akan bertimpal dengan hukuman sekeluarga. "ayah..." panggil Isandra.

Galen menoleh, "hm? Kau membutuhkan sesuatu?" tanya Galen.

Isandra menatap ayahnya memelas, "apa kalian akan menghukum semua keluarga Duke Shannel?" tanya Isandra.

Galen saling bertukar tatap dengan kedua puteranya, sekian detik kemudian tatapan mereka menjadi serius. "mereka harus diberi pelajaran, tidak boleh ada yang berani menyakiti keluarga kaisar" ucap Percy.

"tapi kan yang salah hanya duke saja, kenapa kita harus menghukum Felice dan kakaknya juga?" protes Isandra.

Mereka bertiga terdiam, Isandra ada benarnya juga. "ayah..." Isandra kembali memanggil ayahnya. Galen menatap mata biru langit yang juga mirip dengan mendiang isterinya itu.

Tangan lentik Isandra terulur meraih tangan besar Galen, menggenggam tangan itu erat kemudian menciumnya. Galen, Evan dan Percy membelalak kaget saat melihat apa yang Isandra lakukan. "Isandra, apa yang-"

"Isandra mohon, jangan hukum Felice dan kakaknya. Felice adalah gadis baik, dia setia pada Isandra. Dia sering disiksa oleh ayahnya dan hanya kakaknya yang membela Felice. Mereka baik ayah, jangan hukum mereka" ucap Isandra memohon.

Galen menatap puterinya lembut nan sendu, 'dia terlalu mirip denganmu Lucy' batin Galen teringat mendiang sang isteri. Sekian detik kemudian ia menghela nafas pelan, "baiklah" ucap Galen lembut.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang