𝕽𝖊𝖛𝖊𝖆𝖑

4K 507 18
                                    

"Luke..."

"Ya?"

"Sepertinya kita tadi agak berlebihan" ucap Isandra menatap nanar satu set sofa yang sudah patah akibat 'ulah' mereka berdua.

Sofa itu kini sedang dikeluarkan oleh para pelayan, dan hendak diganti dengan yang baru.

Mereka berdua kini duduk di kursi kerja milik Azel.

Azel tersenyum jahil, "Apa kau mau mematahkan kasur lain kali?" canda Azel yang kini bertelanjang dada menggoda Isandra seraya memainkan rambut emas itu di jemarinya.

Isandra, yang sedang duduk di pangkuan Azel dan hanya menggunkan kemeja milik Azel pun menepuk pundaknya pelan dengan wajah bersemu. "Sekalian saja runtuhkan istanamu" ucapnya.

Azel pun tertawa, "Hahaha aku tidak keberatan jika istana ini hancur" ucapnya seraya mengeratkan pegangannya di pinggul Isandra, merapatkan tubuh mereka.

"Lagipula, istana ini juga akan menjadi istanamu, bukan?" bisiknya dengan suara serak yang dalam, membuat Isandra seketika merinding saat nafas hangat itu menghembus di telinganya.

"Ekhem"

Mereka berdua langsung menoleh cepat saat deheman itu terdengar, Zargan datang dengan serombongan pekerja yang hendak mengganti sofa tadi.

Sungguh Zargan bertanya-tanya apakah rajanya ini tidak malu? Bahkan ia sendiri yang tidak melakukannya pun malu melihat kekacauan ini.

"Yang Mulia, jika anda masih ingin melanjutkan kegiatan anda, saya sarankan untuk pindah ke kamar saja" ucap Zargan.

"Baiklah" ucap Azel enteng seraya menggendong Isandra ala bridal style dan keluar dari ruang kerjanya.

Sedang Zargan menatap tuannya tidak percaya, 'Huh yang penting dia bahagia dan takhta kerajaan ini berlanjut' batinnya mengelus dada.

~~//~~

Ceklek

Pintu itu tertutup seraya Azel melumat rakus bibir Isandra yang berada di gendongannya.

Azel membaringkan tubuh yang hanya teralut kemeja hitam miliknya dengan beberapa bercak merah di paha dan dada Isandra perlahan.

"Mmhh"

Lenguhan kecil keluar dari bibir Isandra seraya Azel menjilati leher jenjang mulus itu, menambah jejak cintanya di tubuh Isandra.

"Ah! Luke, jangan-"

"Hm?" Azel menatap Isandra dengan kilat nafsu, nafasnya berat seraya ia berpindah menciumi paha mulus itu.

"Haa" Azel menghela nafasnya berat seraya melepas kancing celananya, tirai besar di jendela kamarnya seketika menutup saat Azel mengayunkan tangannya.

Jangan lupakan fakta bahwa mereka melakukan ini di siang hari.

"L-luke, tunggu! Aku, aku tidak bisa melanjutkan ini" ucap Isandra menahan Azel sebelum semuanya terlambat.

Azel pun seketika berhenti, nampak kekecewaan di wajahnya begitu jelas. Namun jika Isandra tidak bisa, maka ia tidak dapat memaksa.

"Baiklah" ucapnya seraya mengancing kembali celananya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.

"Kemarilah" ucap Azel seraya merentangkan tangannya agar Isandra dapat berbaring di sisinya.

Isandra pun berguling hingga wajahnya bertemu dengan dada bidang tak tertutup apapun itu.

Azel mengusap pelan kepala Isandra sementara tangan yang menjadi bantal Isandra ia gunakan untuk mendekap hangat wanitanya.

"Kau tidak tau betapa bahagianya aku" ucap Azel mengecup puncak kepala Isandra.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang