𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐 𝕸𝖆𝖌𝖎𝖈𝖎𝖆𝖓

5.3K 659 10
                                    

Kamar mewah bernuansakan emas itu hanya diterangi cahaya rembulan yang masuk dari kaca jendela. Seorang gadis cantik bersurai pirang panjang yang menjuntai hingga pinggiran kasurnya, tengah tertidur lelap bagai lukisan.

Hingga sebuah cahaya merah tiba-tiba muncul dari arah jendela, menampilkan sosok pemuda tinggi tegap dengan bahu lebarnya. Rambutnya segelap langit malam dengan iris mata semerah darah. Ia berjalan perlahan mendekati gadis yang tengah tidur itu.

Perlahan ia duduk di pinggiran ranjang agar tidak membangunkan si gadis, permata ruby itu menatap sang gadis sayup dan lembut. Tangannya terulur meraih rambut pirang milik gadis itu, memainkan helai keemasan itu di tangannya.

"dasar bodoh..." ucapnya seraya menyalurkan mana miliknya melalui rambut sang gadis, "...kau bisa saja mati karena mengeluarkan terlalu banyak mana suci"

"kalau masih belum mahir, jangan dilakukan. Ceroboh sekali" ucapnya mencibir si gadis walau tatapannya memancarkan kekhawatiran, seolah takut sang gadis akan terluka.

Setelah pemuda itu merasa bahwa mana yang ia transfer sudah cukup, ia pun menghentikan kegiatannya dan mulai beranjak menghela nafasnya sejenak dan pergi meninggalkan si gadis yang masih terpejam di atas kasurnya.

'aku benci perasaan ini' batinnya seraya meremas dada kirinya sendiri, sebelum kemudian menghilang di balkon disertai cahaya kemerahan yang terang.

~~~//~~~

Pagi yang cerah di kekaisaran Eleino, tetes embun di ujung daun pepohonan. Burung-burung berkicauan dengan sinar matahari yang menerangi bumi, sinarnya memasukki kamar yang penuh dengan perabotan mewah berwarna dominan emas dan putih.

Benang keemasan yang menjuntai panjang hingga ke pinggiran ranjang itu tergerak seraya pemiliknya bangun dari tidur lelap. 

Isandra bangkit duduk dari posisi terbaringnya, tangannya terangkat seraya mengusap wajahnya kemudian menatap bingung di sekitarnya. "kamar...? bukankah malam tadi aku di hutan? apa yang terjadi?"

ceklek

Isandra menoleh saat pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, menampilkan Galen beserta kedua pangeran yang menatap Isandra terkejut. Dengan cepat mereka berjalan mendekati Isandra.

"ayah? kakak? Kenap-"

grep

Isandra terdiam seketika saat tangan besar Galen memeluknya erat. Sedikit Isandra rasakan punggung tegap ayahnya bergetar, ia tidak tahu apa yang terjadi tapi sebaiknya ia membalas pelukan ayahnya.

"ayah, ada apa?" tanya Isandra lembut. Sedang Evan dan Percy nampak mengelus puncak kepalanya, lebih baik biarkan ayah mereka untuk mendapat jatah peluk duluan.

"aku kira aku akan kehilanganmu juga" cicit Galen dengan suara bergetarnya yang tidak jelas didengar Isandra.

Isandra pun menatap ayahnya bingung, apa maksud perkataan Galen? Memangnya apa yang terjadi?

Melihat raut bingung adiknya, Percy pun berucap "ayah sebaiknya lepaskan dulu pelukanmu, sepertinya Isandra butuh penjelasan" ucap Percy.

Galen pun perlahan melepas pelukannya dan menatap Isandra lembut, "nak, apa dirimu tidak mengingat kejadian semalam?" tanya Galen.

Dengan wajah polosnya Isandra menjawab, "aku menyusul ayah mencari kak Evan dan Marrie, kemudian saat aku sudah menemukan kalian kak Evan dan Marrie dikutuk lalu aku menangis dan..." ucapan Isandra terhenti seraya ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. 

"... aku tidak ingat apa yang terjadi setelahnya" ucapnya.

"kau tanpa sadar menggunakan sihir suci dan menyelamatkan Evan serta Marrie" ucap Percy.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang