𝕱𝖆𝖐𝖊

3.7K 467 46
                                    

Malam yang sunyi, angin malam berhembus menusuk tulang. Membuat tangan lentik dibalut seragam maid itu bergerak menutup jendela.

Letty mengunci jendela dan pintu balkon kamar Isandra saat angin dingin itu berhembus. Alta tidak mau berhenti menangis dan ia kewalahan untuk menenangkannya.

Untung saja Azel telah selesai dengan pekerjaannya. Meski dirasa tidak benar, ia terpaksa menggunkan sihir tidur agar Alta bisa beristirahat.

Walaupun sama seperti Alta, Azel merasa waswas dan takut jika terjadi sesuatu pada Isandra.

Angin itu semakin lama semakin kencang, sepertinya akan datng badai. Rasa resah dan gundah pun semakin membuncah di dada.

Baiklah, Azel tidak sanggup jika harus berdiam diri disini. Dengan cepat ia meraih jubah panjangnya, "Aku akan memasangkan sihir pelindung di kamar ini, kau jaga putriku selama aku pergi" perintah Azel pada Letty.

Letty, yang juga sama resahnya seperti Azel, pun hanya menerima perintah. Dengan Azel menyusul Isandra, pasti semuanya akan baik-baik saja.

"Baik, Yang Mulia"

Namun belum sempat Azel membuka pintu kamar Isandra, knop itu telah lebih dulu diputar dari luar. Pintu pun terbuka, Azel mengangkat kedua alisnya saat melihat siapa gerangan yang tengah berdiri di hadapannya.

"Isandra? Kau sudah kembali? Mana Aleeyah?" tanya Azel cepat segera meraih tubuh Isandra.

"Lady Najma sudah pulang duluan Yang Mulia" jawab Isandra sopan.

Azel pun terdiam sejenak, "Letty, tinggalkn kami berdua" perintah Azel.

Letty pun membungkuk hormat, "Semoga malam kalian menyenangkan, Yang Mulia" ucapnya dan berjalan keluar dari kamar itu.

Ceklek

Pintu tertutup, meninggalkan Azel sendirian bersama Isandra dalam keheningan.

Grep

Dengan cepat tangan kekar itu meraih pinggul kecil Isandra, merapatkan tubuh keduanya. Mengikis jarak di antara mereka, di bawah nafas pelannya Azel berbisik, "Isandra, sebut namaku"

Isandra, dengan tangan yang mengalung di leher Azel, tatapan penuh binar dan senyum manisnya, "Iya, Azel"

Azel tersenyum, dengan cepat ia mengangkat tubuh ramping itu dan menghempaskannya di kasur.

Dengan rakus Azel melumat bibir ranum itu, membuat lenguhan kecil keluar seraya ia menarik resleting gaun Isandra dan menariknya sekaligus. Membuat tubuh putih mulus itu terekspos sepenuhnya.

"Aku merindukanmu" ucapnya dengan suara rendah, kemudian kembali melumat bibir itu dengan ganasnya.

Azel juga ikut melepas bajunya sendiri, dada bidang dan tubuh yang terbentuk sempurna idaman semua wanita.

Tangan Isandra terangkat meraba tubuhnya dari bawah hingga ke atas, membuat Azel mengerang pelan di bawah nafasnya.

Bruk

Azel mencengkram kedua tangan lentik itu di atas kepala Isandra, membuat sang empu tak mampu bergerak leluasa karenanya.

Seraya melepas kancing celananya dengan satu tangan, Azel berkata "Bersiaplah Isandra, aku akan mengantarmu ke surga dunia"

Seolah tidak mengetahui bahwa dia bukanlah Isandra yang asli.

~~//~~

Di pinggiran kerajaan Erebos, cukup jauh dari istana. Kawasan yang hanya dipenuhi dengan hutan belantara dan monster buas di dalamnya.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang