Wilayah Utara Eleino, dimana hanya salju yang menghiasi tanahnya setiap hari. Dan wilayah inilah yang menjadi wilayah bagian Dukedom Aquillio, juga tempat bagi Percy menghabiskan waktunya.
Dari dulu wilayah ini memang sudah menjadi jatah milik Aquillio, hanya saja jarang sekali para Grand Duke terdahulu untuk berkunjung ke tempat ini. Kecuali jika situasi sedang genting.
Percy, yang menyukai ketenangan dan jauh dari kata 'bangsawan' pun merasa sangat cocok di tempat ini.
Tahun demi tahun berlalu, surai seputih salju itu kini memanjang hingga ke pinggangnya. Hanya itu yang berubah dari Percy.
Ia masih menikmati hidupnya dalam kesendirian, tidak memedulikan sang kakak yang tak kunjung berhenti mengirimkan tawaran pernikahan kepadanya.
Ah kakaknya itu, apakah tidak memiliki pekerjaan lain sebagai kaisar? Apa tugas negara masih belum cukup merepotkan hingga ia sempat mengurusi hidup Percy?
Ya, tapi Percy juga tidak menyalahkannya. Galen juga sudah mulai cerewet jika disinggung mengenai pernikahan dan keluarga pada Percy.
Percy akui ia sebentar lagi memasukki usia kepala tiga namun tak kunjung mendapat seseorang pun yang menarik suara hatinya. Tapi walaupun begitu, setidaknya biarkan dia mencari sendiri.
"Apa aku coba lihat saja dulu lamaran-lamaran itu ya?" gumam Percy yang sedang bersantai di balkon kamarnya menikmati secangkir teh hangat.
"Baiklah tidak ada salahnya mencoba"
~~//~~
Bruk
Percy mendelik melihat setumpuk amplop surat yang barusan Hugo letakkan di atas meja kerjanya.
"Apa ini Hugo?" tanya Percy.
Hugo, butler kediaman Aquillio yang Percy bawa ke mansion di wilayah utara. "Itu surat lamaran untuk anda Yang Mulia, bukankah anda meminta saya untuk membawakannya?"
Percy mengangguk, "Sebanyak ini?"
Hugo tersenyum, "Yang Mulia Estevan mengirimkan satu surat setiap minggu Yang Mulia. Tentu sekarang telah menjadi sebanyak ini"
Percy tidak menyangka Evan akan bertindak sejauh ini, apakah kelajangan Percy mereka lihat sebagai aib?
"Baiklah, kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan memeriksa semua lamaran ini" ucap Percy.
"Kalau begitu saya permisi Yang Mulia" ucap Hugo sebelum berbalik berjalan meninggalkan Percy di ruang kerjanya.
"Hmm baiklah mari kita lihat satu persatu" ucap Percy mulai membuka surat pertama.
"Hmm tidak"
"Ini juga tidak"
"Ah jangan yang ini"
Setelah berjam-jam menyaring dan mengeliminasi surat-surat lamaran itu, Percy akhirnya mendapat hasil akhir yang terdiri dari dua keluarga bangsawan di Eleino.
Yang Percy butuhkan adalah seorang perempuan dari keluarga baik-baik tanpa latar belakang gelap. Dan bersedia melahirkan penerus untuknya, juga berkomitmen selama mereka menikah.
"Kalau begitu yang ini"
~~//~~
Beberapa hari kemudian,
Di sebuah mansion sederhana, tidak begitu besar apalagi dihiasi dengan ornamen dan taman indah. Hanya sebuah gedung tiga lantai dan beberapa pohon di halamannya.
Di lantai tiga mansion itu, Di sebuah kamar dimana seorang gadis duduk menghadap cermin. Menatap wajah cantik yang begitu asing baginya.
"Aku benar-benar masuk ke dalam novel?" tanyanya entah pada siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...