"jadi, Count Berrel. Semuanya sudah lurus sekarang, cepat minta maaf pada adikku" ucap Evan pada Count Berrel yang masih terduduk di tanah.
Count Berrel menggertakkan giginya dalam diam, "sa-saya mohon ampunan an-"
"cukup Count" ucap Isandra memotong permintaan maaf Count Berrel.
Count itu mendongak menatap Isandra yang kini menatapnya rendah. "saya tidak menginginkan permintaan maaf yang tidak tulus itu. Dan sebagai gantinya..." ucap Isandra.
Isandra melangkah menuruni tangga paviliun berjalan mendekati Count Berrel yang masih menatapnya tidak percaya. Isandra berbalik menghadap Galen yang masih menatap puterinya, "Yang Mulia, jika anda mengizinkan, bolehkah saya sendiri yang memilih hukuman untuk Count Berrel?" tanya Isandra.
"tentu, lakukan sesukamu" ucap Galen. Hoho ini pertama kalinya ia melihat sisi lain Isandra.
"terima kasih Yang Mulia" ucap Isandra menunduk hormat. Ia kembali menghadap ke arah Count Berrel seraya menatapnya rendah, "Count Berrel, anda telah menyebabkan kesalah-pahaman besar antara kaisar dan puteri satu-satunya di kekaisaran ini selama lima belas tahun lamanya" ucap Isandra penuh penekanan.
Count Berrel masih menundukkan kepalanya, entah kenapa aura yang Isandra keluarkan terasa sangat berat.
"dan saya rasa hukuman mati sesakit apapun tidak akan mampu menebus dosa anda" lanjut Isandra. Tanpa ia sadari, mata biru itu sudah menyala seraya ia menatap tajam Count Berrel.
"dengan ini, saya, puteri Isandra Valerie de Eleino mencabut gelar bangsawan tingkat Count dari nama anda dan keluarga anda. Seluruh harta kekayaan anda akan disumbangkan pada mereka yang membutuhkan, dan mulai hari ini anda akan menjalani hidup sebagai orang biasa" ucap Isandra penuh wibawa.
Count Berrel mendelik menatap Isandra tidak percaya, "a-apa?! Tidak! Kau tidak bisa mencabut gelar itu dariku! Beraninya kau!"
"sikapmu tidak mencerminkan sikap seorang bangsawan sedikitpun, aku senang puteriku memilih hukuman yang tepat untukmu. Penjaga! Bawa orang ini keluar dari istana!" perintah Galen.
Dua penjaga yang tadi menyeret Berrel ke sana kini juga menyeretnya pergi dari situ, Berrel nampak meronta-ronta saat kedua penjaga itu menyeretnya, "lepaskan! Lepaskan tangan kotor kalian itu dariku! Lepaskan aku!" serunya.
"ck berisik!"ucap salah satu penjaga itu berdecak kesal.
Dugh
"aaakkhhh" Berrel mengerang kesakitan saat penjaga itu menendang wajahnya hingga ia tidak sadarkan diri.
Setelah mereka pergi, Isandra beserta ayah dan kakaknya kembali duduk di meja teh mereka.
"Isandra..."
Isandra menoleh saat suara Galen memanggil namanya, "ya, Yang Mulia?" sahutnya.
"dalam waktu dekat aku akan menugaskan seseorang untuk menjadi pengawalmu. Untuk sementara..." Galen menoleh ke arah Evan dan seakan mengerti maksud ayahnya, Evan pun mengangguk.
"kau akan dijaga oleh guardian milik Evan" ucap Galen.
Isandra memiringkan kepalanya seraya menatap Galen bingung, "guardian...?" ucapnya membeo.
"ah seperti yang kau tau, ayah kita ini dulunya adalah grand duke Aquillio. Dan keturunan Aquillio selalu mendapat guardian, begitu" jelas Evan.
Isandra pun hanya mengangguk polos, kalau begitu kenapa ia belum mendapat guardiannya? Apa karena Flammedra? Isandra ingat adegan di anime Naruto saat kurama menolak kakek katak dan isterinya untuk menyempurnakan mode sage Naruto. Kurama bilang, "aku tidak mau bergabung dengan katak itu, chakra ku sendiri saja sudah cukup untukmu" begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...