𝕮𝖔𝖓𝖋𝖊𝖘𝖘𝖎𝖔𝖓

3.9K 509 20
                                    

Air terjun besar, pohon rindang dengan kelopak berwarna merah muda yang menghadap langsung di air terjun itu, tebing tinggi yang mengelilingi tempat itu seolah menjadi dinding yang menutupi syurga dunia ini dari keramaian.

"indah sekali" ucap Isandra yang langsung berlari menuju air terjun di depannya.

Azel tersenyum kecil melihat Isandra yang tengah bermain air, sungguh keindahan alam ini bertambah ribuan kali karena Isandra.

Ia kembali merasakannya, debaran hebat di dadanya saat melihat senyum itu, mendengar suara itu, mata bagaikan langit yang menerangi gelap jiwanya.

"Luke! Kenapa diam saja? Ayo kemari! Air ini sangat segar hahaha" seru Isandra yang sudah basah kuyup karena bermain air.

Azel pun tersadar dari lamunannya dan segera menyusul Isandra.

Namun bukannya ikut bermain, Azel malah melepas jubahnya dan menutupi tubuh Isandra kemudian membawanya keluar dari air.

"baiklah, sudah cukup"

"kenapa? Aku masih mau bermain air Luke, lepaskan aku" ucap Isandra.

"kau mau bermain air atau menggodaku dengan tubuhmu yang terekspos itu?" ucap Azel berkacak pinggang seraya melirik ke arah dada Isandra sekilas.

Isandra yang menyadari bahwa kemejanya ternyata menjadi tembus pandang karena basah pun segera merapatkan jubah Azel di tubuhnya.

"a-aku tidak bermaksud seperti itu" ucapnya dengan wajah yang bersemu merah dan langsung berjalan ke bawah pohon.

Azel hanya mendengus seraya menggeleng pelan dan menyusul Isandra, "kau merajuk?" tanyanya.

"t-tidak, untuk apa pula aku merajuk?" ucapnya seraya memalingkan wajah dengan bibir mengerucut, membuat Azel menjadi gemas.

"Isandra..." panggilnya lembut seraya meraih wajah Isandra.

Isandra yang tidak menduga tingkah Azel pun sontak membelalak kaget, masih dengan wajah terkejutnya yang terlihat bodoh, ia menatap Azel. Membuat sang empu tak mampu menahan gelak tawanya.

"pft haha hahahahah wajahmu, wajahmu lucu sekali hahahah"

Isandra menatap bingung Azel yang tiba-tiba tertawa karena wajahnya, namun sekian detik kemudian ia sadar, bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat tawa Azel.

'seperti bukan dirinya saja' batin Isandra. Sekian detik kemudian ia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, setelah bermain air ia malah kedinginan.

"kau kedinginan?" tanya Azel dan dibalas dengan anggukkan dari Isandra.

Azel pun berinisiatif duduk di belakang Isandra dan memeluknya erat, padahal ia bisa saja menggunakan sihirnya tapi tidak, 'kesempatan' batinnya.

Sedang yang dipeluk hanya bisa meledak dalam rasa malu, apa-apaan in? Perubahan sikap macam apa ini? Apa Azel diracuni? Diguna-guna mungkin? Tapi kan dia kuat.

Astaga rasanya ia ingin mati saja.

Menyadari keheningan Isandra, Azel pun membuka suara. "apa kau rindu Eleino?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Azel membuat Isandra tertegun, namun ia hanya menjawab "sangat" lirihnya.

Azel terdiam, sepertinya ia membuka luka Isandra. Namun, Azel tak mampu lagi menahannya.

"Isandra, sebenarnya aku..."

Isandra mendongak menatap Azel yang belum menyelesaikan kalimatnya itu.

"Sebenarnya akulah yang membawa jiwamu ke dunia ini"

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang