𝕯𝖎𝖓𝖓𝖊𝖗

4.7K 630 26
                                    

tok tok tok

"ayah, boleh aku masuk?" tanya pemilik tangan yang barusan mengetuk pintu.

Hening, tidak ada jawaban dari dalam. Membuat sang empu mengepalkan tangannya kuat, kemudian membuka pintu itu tanpa izin.

Kaki jenjangnya melangkah masuk ke dalam ruangan yang nampak gelap dan berantakan, botol wine berserakkan dan kertas-kertas dokumen negara yang tidak terurus di lantai. 

"ayah..." panggilnya pada seorang pria yang tengah duduk di sofa ruang kerjanya membelakangi sang pemilik suara.

Pria itu hanya diam, tidak menjawab atau bahkan menoleh. 

"sudah dua hari ayah tidak makan apapun dan hanya minum alkohol..." ucapnya seraya mengambil troli makanan yang nampak tidak tersentuh itu dan menggantinya dengan troli yang lain. "...ayah juga tidak tidur sama sekali, kalau ayah sakit bagaimana?"

Masih tidak ada jawaban dari sang ayah, dan itu membuat sang empu menghela nafasnya pelan.

"pasukan pencari sudah hampir 80 persen menyisir seluruh wilayah Eleino tapi masih belum ada laporan mengenai Isandra" ucapnya lirih. "Percy juga ikut mencari, kalau aku ikut nanti siapa yang mengurus dokumen-dokumen ini?" ucapnya menatap kerta-kertas berserakan di lantai.

Masih hening, tidak ada jawaban dari sang ayah. Evan semakin khawatir karenanya, "ayah..." ucapnya hendak melangkah mendekati sang ayah namun ia membatalkan niatnya dan menunduk memungut dokumen-dokumen berserakan itu.

"aku akan mengerjakan semua ini, makan malam ayah tolong habiskan ya. Dan pastikan ayah tidur malam ini, kalau begitu aku permisi" ucapnya kemudian berbalik membawa kertas-kertas itu dan menutup pintu ruang kerja Galen.

ceklek

Pintu itu tertutup, meninggalkan Galen sendirian di dalam kegelapan. Wajahnya nampak jauh dari kata cerah, janggut tipis menutupi wajahnya, rambut yang biasanya ia sisir naik kini turun menutupi iris keemasan yang nampak redup menatap kosong ke bawah.

"Isandra..."

~~//~~

Tiga hari kemudian,

"Nona Fani apa yang anda lakukan?!" seru Letty sesaat setelah ia membuka pintu kamar Isandra.

Isandra yang sedang duduk di kursi rias menyisir rambutnya pun menoleh, "ah Letty? Kebetulan sekali, bisakah kau membantuku?" tanya Isandra.

"ya! saya akan membantu anda untuk kembali ke kasur" ucapnya seraya berjalan cepat mendekati Isandra.

"eh? kya! Letty kenapa kau kuat sekali?! hei! turunkan aku!" seru Isandra meronta-ronta saat Letty dengan mudahnya menggendong Isandra ala bridal style.

bruk

Letty membaringkan (baca:menghempaskan) Isandra kembali ke kasurnya, dan mulai menyajikan sarapan untuk gadis cantik itu. "anda belum sepenuhnya sembuh Nona, jadi jangan harap untuk meninggalkan kasur anda" ucap Letty seperti ibu yang memarahi anaknya.

Namun bukan Isandra namanya jika menurut begitu saja.

"nah sekarang tolong habiskan sarapa- eh? Nona?"

krik krik

"NONA FANIII!!!"

Sedangkan Isandra sudah berlari kecil di koridor istana sembari terkikik geli, "hihihi ingin mengaturku? Tidak semudah itu~"

bruk

Isandra terhenti karena wajahnya tidak sengaja bertemu dengan...'apa ini? tiang? tembok? kenapa keras sekali? Tapi kan tiang dan tembok seharusnya dingin, kenapa ini hangat? Dan lagi, kenapa ini dilapisi kai-'

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang