𝕭𝖑𝖔𝖔𝖒

6.1K 763 25
                                    

ceklek

Pintu berukiran indah itu terbuka, menampilkan setumpuk buku yang dibawa oleh seorang gadis pirang dengan sempoyongan karena tidak bisa menjaga keseimbangan.

"eh eh eh..." Isandra bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menyeimbangkan pegangannya pada buku-buku itu. "fiuuuhhh" ia bernafas lega saat semuanya tidak jadi jatuh bebas ke lantai dan memberantakkan istana Lily.

"Yang Mulia, anda yakin tidak memerlukan bantuan?" tanya Marrie yang tengah berdiri di belakang Isandra. Felice hari ini tidak datang karena ia harus menyiapkan pesta ulang tahunnya yang akan diadakan dua hari lagi.

"tidak apa-apa Marrie, aku bisa" ucap Isandra. Ia kemudian melangkahkan kakinya ke depan, hendak berjalan menuju perpustakaan istana. Namun sayang, karena kecerobohannya Isandra malah tersandung kakinya sendiri dan, "kya!"

grep

"eh?" ia tidak terjatuh, ada yang menahan buku-bukunya tepat setelah ia tersandung, jati tubuhnya tidak limbung. Sekian detik kemudian, sepasang tangan besar meraih seluruh buku yang tadinya Isandra bawa. Dan kini pandangan Isandra tidak lagi tertutupi, ternyata itu Raiya.

"Sir Raiya? saya bisa membawanya sendiri" ucap Isandra mencoba merebut buku-bukunya.

"puteri hampir jatuh" jawab Raiya datar, dan skakmat, Isandra sadar bahwa ia memang terlalu keras pada dirinya sendiri. "baiklah kalau begitu, biarkan saya membawa setengahnya" uacap Isandra mencoba bernegosiasi.

Raiya menatap Isandra datar, "tidak" ucapnya. Isandra sontak mengembungkan pipinya saat Raiya tidak mau berbagi buku itu dengannya. melihat ekspresi wajah Isandra, Raiya pun segera berbalik berjalan menuju perpustakaan. Tidak ada yang menyadari semburat merah di wajahnya kala melihat Isandra. (no pedo ya bund-author)

"Sir Raiya tunggu!"

~~//~~

[Isandra's POV]

"salam Yang Mulia"

Aku tersenyum sembari sesekali membalas sapaan para pelayan dan maid yang berpapasan denganku. Hari ini aku ingin berkunjung ke perpustakaan lagi, karena stok buku yang kupinjam sudah selesai kubaca semuanya.

Huh, Sir Raiya menyebalkan. Aku kan bisa membawa buku-buku itu sendiri. Meski ya, memang kurang becus sih hehe.

Krieett

Pintu besar perpustakaan dibuka oleh penjaga yang berdiri di depannya saat melihat ketibaanku. Aku dan Sir Raiya pun masuk ke dalam perpustakaan.

"selamat datang Yang Mulia, ingin mengembalikan buku?" tanya Daniel, penjaga perpustakaan istana.

Aku tersenyum padanya, "iya, dan seperti biasa aku ingin meminjam lagi" ucapku. Sir Raiya pun meletakkan setumpuk buku itu di atas meja resepsionis.

"ah baiklah kalau begitu, anda bisa memanggil saya jika memerlukan sesuatu" ucap Daniel sopan.

"terima kasih, oh ya Sir Raiya anda ingin menunggu atau pergi ke temapat lain?" tanyaku

"menunggu" ucapnya datar.

Aku berpikir sejenak, "hm kalau begitu, tunggu sebentar". Aku berjalan ke arah pintu dan menyapa dua penjaga yang berjaga disana.

"permisi" ucapku tersenyum manis.

Mereka nampak gelabakan, "y-ya? Tuan puteri?" sahut mereka.

"bisa tolong aku sebentar?" tanyaku.

"t-tentu tuan puteri" ucap mereka gugup.

Aku kembali tersenyum, "tolong salah satu dari kalian pergi ke dapur, katakan pada pelayan siapkan camilan dan kue kemudian bawa ke perpustakaan" ucapku.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang