Beberapa jam sebelumnya,
"Marrie, kau cantik sekali" ucap Isandra memuji Marrie yang tampil cantik dengan gaun putihnya.
Marrie seketika bersemu malu, "a-anda jauh lebih cantik Yang Mulia" ucap Marrie gugup.
Isandra hanya tersenyum menanggapi ucapan Marrie, karena ia tidak sepenuhnya salah. Isandra memang sengaja berdandan untuk acara malam ini.
Namun tidak berlebihan, Isandra sadar bahwa ia tidak boleh terlalu mencolok atau orang-orang akan mulai membuat gosip baru yang tidak berdasar.
"apa semuanya sudah siap?"
Mereka berdua menoleh saat suara baritone itu terdengar dari arah pintu, menampilkan Evan dengan setelan yang juga berwarna putih. Karena malam ini, ia akan menjadi pasangan Marrie.
"waahh kakak tampan sekali~ apa kakak sengaja berdandan untuk Marrie?" ucap Isandra menggoda Evan seraya menaik turunkan alisnya.
Seketika Evan gugup dengan sedikit semburat merah di wajahnya, "t-tidak" cicitnya seraya melirik ke arah lain.
Isandra melebarkan senyumnya, "hmmm tidak yaa~" ucapnya menggoda Evan lagi.
"ck sudah, ayo berangkat" ucap Evan dengan cepat menarik tangan Marrie dan membawanya keluar dari istana.
"e-eh? Yang Mulia, tunggu. saya belum-"
"hati-hati di jalan~" ucap Isandra seraya melambaikan tangannya.
Ia berbalik kembali memasukki kamarnya, karena ia belum selesai bersiap-siap. "hm seperti ada yang terlupakan" ucap Isandra mencoba mengingat sesuatu. Namun tidak teringat apapun.
Ia mengendikkan bahunya, "mungkin hanya perasaanku saja" ucapnya seraya melanjutkan langkah memasukki kamarnya.
>>//<<
Di sebuah kereta kuda yang tengah berjalan di pinggiran hutan, seorang gadis bersurai coklat dan iris emeraldnya sedang duduk gugup berkeringat dingin.
Bagaimana tidak? Orang yang duduk di hadapannya saat ini adalah calon kaisar di masa depan, tentu ia gugup. Dan satu hal yang membuatnya lebih gugup lagi adalah, "eum... Y-yang Mulia" panggilnya.
Evan yang sedang mendagu sembari menatap keluar jendela pun melirik saat Marrie memanggilnya, "ya?" sahutnya.
Marrie mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah gelang permata safir yang indah. "s-saya lupa memasangkan gelang ini ada tuan puteri" ucap Marrie seraya menunjukkan gelang itu pada Evan.
"kenapa kau tidak bilang?" tanya Evan dengan nada santainya.
Marrie pangsung menunduk dan menatap ke arah lain, "m-maaf Yang Mulia, tapi a-anda tadi langsung menarik tangan saya dan ti-tidak mendengarkan saya" ucap Marrie takut.
Evan menghela nafasnya, padahal ia tidak berniat membuat gadis lembut ini takut. "sudah, nanti kan bisa diberikan saat di pesta" ucap Evan kini tersenyum kecil.
Melihat senyum itu, Marrie merona kecil, "b-baik Yang Mulia" ucapnya mengangguk sopan seraya hendak memasukkan kembali gelang hadiah dari Baron O'Brien ke dalam sakunya. Namun
Sring
Gelang itu bercahaya, membuat Marrie dan Evan sontak mendelik kaget saat melihatnya. "cahaya apa ini?" tanya Marrie bingung.
Evan mengulurkan tangannya untuk meraih gelang itu, namun belum sampai tangannya menyentuh gelang itu ia langsung membelalak kaget, "ini kan-!"
Plak
![](https://img.wattpad.com/cover/279198569-288-k160555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...