𝕿𝖗𝖆𝖕

6.4K 700 6
                                    

Keesokkan harinya,

Siang yang cerah di ibukota kekaisaran Eleino. Para pedagang kaki lima di pinggiran jalan, anak-anak yang berlarian dengan cerianya. Tidak ada kesusahan maupun kemiskinan di kekaisaran ini.

Sebuah kereta berlapiskan emas berhenti di depan butik bernama dengan palang bertuliskan 'Obrian'. Butik paling terkenal sekekaisaran.

Rumornya, butik ini dulu hanyalah butik kecil dan sederhana. Namun semuanya berubah sejak permaisuri terdahulu datang dan membantu baron O'brian dalam mengembangkan rancangan busananya. Dan sejak saat itu, butiknya menjadi butik terlaris dan terkenal di seluruh kekaisaran.

Dan hari ini, Isandra bersama Marrie akan berbelanja di butik O'brien.

Oh jangan tanyakan kondisi kaki Isandra, healer di istana Eleino bisa dibilang sangat ahli di bidangnya. Kaki terkilir seperti itu satu hari saja bisa sembuh seperti sedia kala.

"ayo Marrie" ucap Isandra setelah turun dari kereta kuda dibantu oleh Raiya.

"iya Yang Mulia" ucap Marrie yang juga tengah dibantu turun dari kereta oleh Sir Raiya.

Mereka berdua berjalan memasukki butik yang desain bangunannya terkesan modern walau di abad pertengahan ini.

Kring

Bel berbunyi saat pintu itu dibuka oleh Raiya, mereka berjalan memasukki butik yang didekor rapi dengan warna dominan hijau toska. Beberapa manekin terpajang di sudut ruangan sedangkan gaun yang merupakan karya terbaik dipajang di dalam etalase.

Isandra berdecak kagum, di kehidupan sebelumnya ia tidak pernah mendatangi tempat mewah seperti ini. 'aku benar-benar bersyukur' batinnya.

"selamat datang tuan dan- oh astaga, salam Yang Mulia puteri" ucap pelayan itu menunduk hormat.

Isandra yang masih menoleh ke kanan dan kiri tidak menyadari bahwa ada yang menyapanya, sampai akhirnya Marrie pun menepuk pundak Isandra.

"eh? Kenapa?" tanya Isandra pada Marrie. Sang empunya nama pun mengode dengan lirikkan matanya bahwa seseorang tengah menyapa Isandra.

Isandra menoleh ke arah Marrie melirik, "oh salam, silahkan angkat kepalamu" ucap Isandra pada pelayan itu.

Pelayan itu pun menegapkan kembali punggungnya, "apa yang bisa saya bantu untuk anda di hari yang indah ini Yang Mulia?" tanya pelayan itu sopan.

"hm~ besok aku akan menghadiri acara ulang tahun temanku, dan aku ingin mencari gaun baru untukku dan temanku, Marrie" ucap Isandra seraya merangkul Marrie, membuat sang empu merona malu karenanya.

"ah begitu ternyata, mohon ikuti saya Yang Mulia" ucap pelayan itu.

Mereka pun berjalan ke arah dalam butik, Isandra semakin terpukau melihat desain-desain gaun yang sangat cantik, elegan namun sederhana. Semuanya terkesan modern, ia semakin bertanya-tanya sebenarnya siapa permaisuri ini?

“silahkan duduk Yang Mulia” ucap pelayan itu seraya menunjuk ke arah satu set sofa,nampak terdapat teh dan beberapa camilan di atas mejanya. Sepertinya ini pelayanan VVIP.

“terima kasih” ucap Isandra seraya tersenyum kemudian berjalan mendudukki sofa itu diikuti Marrie dan Raiya yang juga ia suruh duduk di sofa. Isandra tidak mau mereka berdiri sedangkan ia duduk dengan nyaman.

“mohon tunggu sebentar Yang Mulia, saya akan panggilkan Baron” ucap pelayan itu membungkuk hormat.

Isandra menatap kepergian pelayan itu bingung, kemudian ia menoleh ke arah Marrie. “Marrie, apa aku tidak salah dengar? Pelayan tadi ingin memanggil Baron?” tanyanya.

Marrie mengangguk, “benar Yang Mulia, kedatangan anda pasti merupakan sebuah kehormatan bagi beliau” ucap Marrie lembut.

“tapi kan aku tidak enak Marrie, bagaimana kalau aku mengganggu waktunya?” ucap Isandra.

“tidak mungkin Yang Mulia, beliau pasti-“
“oh astaga, betapa beruntungnya saya bisa menyambut kedatangan anda Yang Mulia puteri”

Mereka bertiga menoleh saat suara seorang lelaki terdengan dari depan mereka, lelaki bersurai coklat dengan perawakan berisi dan kumis tebal menunduk hormat di depan Isandra.

Dengan cepat Isandra berdiri, diikuti oleh Marrie dan Raiya. “salam Baron O’Brien, silahkan angkat kepala anda. Mohon maaf jika saya mengganggu waktu bekerja anda” ucap Isandra tidak enak.

Baron mengangkat kepalanya, “oh tidak sama sekali Yang Mulia, saya justru sangat senang anda datang kemari. Jadi, apa yang bisa saya bantu untuk anda hari ini?” ucapnya tersenyum ramah.

“saya ingin mencari gaun untuk ke pesta ulang tahun sahabat saya, tapi bukan hanya untuk saya saja namun juga untuk Marrie” ucap Isandra menggandeng tangan Marrie akrab.

“ah baiklah, saya akan menyuruh para pekerja saya untuk mengeluarkan gaun-gaun terbaik rancangan kami. Mohon tunggu sebentar Yang Mulia” ucap Baron menunduk hormat kemudian berlalu pergi.

Tak lama kemudian ia kembali bersama beberapa pekerja yang membawa manekin-manekin juga beberapa gaun lain yang digantung. “ini semua adalah karya andalan kami Yang Mulia, semuanya merupakan kombinasi yang saya buat berdasarkan desain dari permaisuri. Silahkan pilih sesuka hati anda” ucap baron.

Isandra menoleh ke arah Marrie, “Marrie, pilihlah gaun apa saja yang kau mau. Aku yang bayar” ucap Isandra.

Marrie membelalak kaget, “t-tapi, Yang Mulia saya-“

Isandra menghentikan ucapan Marrie dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Marrie, “sshhhh, tidak ada tapi-tapian, sekarang pilih gaunmu. Dan pastikan gaunnya cantik” ucap Isandra seperti memerintah.

Dengan wajah ragu, Marrie hanya bisa mengangguk. Tidak ada yang bisa menolak jika Isandra sudah berkehendak.

~~//~~

“baiklah, semua gaun dan aksesoris yang anda dan nona Marrie pilih hari ini akan saya kirim semuanya sore nanti Yang Mulia” ucap baron sopan.

Isandra tersenyum manis, “terima kasih Baron, kalau begitu kami pamit pulang” ucapnya kemudian berbalik hendak meninggalkan butik itu.

“tunggu, Yang Mulia”

Isandra menghentikan langskahnya saat Baron O’Brien memanggilnya, “ya?” sahut Isandra.

Baron mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya, “ini... gelang karya saya sendiri, saya selalu berniat untuk memberikannya sebagai hadiah pada mendiang permaisuri tapi takdir malah berkata lain. maka dari itu, saya mohon untuk anda menerima gelang ini Yang Mulia” ucap Baron menyerahkan kotak itu pada Isandra.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang