𝕱𝖎𝖌𝖍𝖙

3.8K 477 16
                                    

[Isandra's POV]

Kelopak mataku terbuka, hanya bebatuan yang dirasakan indera perasaku. Ah tempat ini lagi, ini adalah ketiga kalinya aku kemari. Alam Flammedra.

Aku berjalan menuju sumber cahaya yang entah kenapa terasa lebih terang dari terakhir kali aku kemari. Begitu memasukki tempat itu, aku tercengang saat melihat kobaran api yang memenuhi tempat itu.

'Apa Flammedra mengamuk?' batinku yang bodohnya masih bertanya-tanya. Jelas sekali makhluk raksasa di depanku ini sedang mengamuk.

ROOOAAARRRR

Raungan dahsyat itu ia keluarkan seraya menyemburkan api dari mulutnya, sayap besar yang mengepak membuat api-api itu semakin besar. Melelehkan es yang merupakan bentuk segel yang sejak dibuat oleh ibu dan kakekku.

"Aku harus menghentikannya" ucap Isandra.

Syuut

Aku menggunakan sihir untuk terbang dan mendekati Flammedra, tepat di kepala naga itu. "Flammedra" panggilnya.

"Kau? Isandra. Kenapa kau disini?" ucap Flammedra.

Aku menaikkan sebelah alisku, "Kau masih bertanya? Tentu saja aku disini karena kehilangan kesadaranku di dunia nyata akibat amukanmu" 

Flammedra terdiam, "Kenapa kau marah?" tanyaku.

"Pria tua itu, dia adalah dalang dari semuanya. Sejak dulu bahkan sekarang, dia jugalah yang membangkitkanku dari tidur panjangku dan mengendalikanku untuk menyerang istana. Kalau bukan karena dirinya, mungkin Isandra yang itu tidak perlu menderita. Mungkin semua kekacauan ini tidak akan terjadi" 

Aku menatap Flammedra sendu, sebenarnya dia naga yang baik. Namun perbuatan orang-orang terhadap Isandra yang dulu membuatnya menjadi sensitif dan beranggapan bahwa semua orang itu jahat dan harus dijauhi.

Aku berpikir sejenak, sepertinya ada satu cara untuk mengakhiri semua ini.

"Flammedra, pinjamkan aku kekuatanmu"

"Dan apa kau pikir aku akan setuju semudah itu?" ucap Flammedra tak ramah.

Aku pun tersenyum seraya menggeleng pelan, "Tentu tidak, aku rela melakukan apapun agar benua ini selamat. Agar kaisar dan keluarganya selamat, bahkan jika aku harus mengorbankan nyawaku" ucapku sedih.

Karena memang itulah kenyataannya, aku rela berkorban apa saja untuk mereka. Bagaimanapun juga mereka adalah keluargaku, satu-satunya keluarga yang pernah aku miliki. 

Hidupku begitu sepi dan sunyi sejak dulu, namun semuanya berubah sejak aku datang kemari dan bertemu mereka. Setidaknya inilah yang bisa aku lakukan untuk mereka semua.

"Kau tau betul resiko dari keputusanmu ini Isandra" ucap Flammedra.

Aku hanya tersenyum manis padanya dan mengangguk, Flammedra menatapku lumayan lama sebelum ia memalingkan wajahnya.

"Berjanjilah, apapun yang terjadi kau harus kembali dengan selamat" 

[End of Isandra's POV]

~~//~~

Azel menatap panik Isandra yang meledakkan begitu besar mana naga dengan tidak terkendali. Jika sudah begini, hanya satu hal yang bisa mereka lakukan. Menunggu.

Berharap jika Isandra dapat membujuk Flammedra untuk bekerja sama dan membiarkan Isandra mengambil alih kesadarannya.

"Isandra, kau pasti bisa"

SRIINGGGG

Cahaya membutakan mata menggantikan mana yang Isandra keluarkan, Azel menutup matanya karena tidak sanggup akan cahaya yang Isandra keluarkan.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang