Dua tahun kemudian,
Siang yang cerah, desir angin meniup dedaunan menggoyangkan dahan selembut arus sungai di musim panas.
Benang berkilau bagai emas itu pun ikut tertiup oleh semilir angin namun tidak sedikitpun mengganggu pemiliknya yang tengah fokus bermeditasi.
Isandra, duduk di tengah pepohonan lebat ditemani kesendirian. Damai, hanya itu yang ia rasakan juga mana alam yang mengalir di sekitarnya, membuat Isandra semakin menikmati meditasinya.
fwoosh
Sebuah anak panah melesat ke arah Isandra.
Tanpa mengubah posisi duduknya, Isandra mengangkat tangannya ke samping ke arah anak panah yang mengarah padanya itu.
Namun anak panah itu sudah lebih dulu berubah menjadi bulu-bulu burung yang berterbangan sebelum mengenai tangan Isandra.
Kelopak mata itu terbuka perlahan, menampilkan iris sebiru lautan yang kini telah bercampur jingga senja, efek dari mana sihir api yang kini telah ia kuasai sepenuhnya.
"Sejauh yang kuingat, kita sedang libur berlatih Aleeyah" ucap Isandra pada pelatih yang kini merangkap menjadi sahabatnya itu.
"Aku hanya mengetes" ucap Aleeyah tanpa rasa bersalah seraya berjalan mendekati Isandra, membuat sang empu hanya bisa mendengus tidak habis pikir.
Dua tahun sudah berlalu, Isandra menghabiskan seluruh waktunya untuk melatih sihir dan kemampuan berpedangnya.
Aleeyah hanya bisa menghela nafasnya panjang saat melihat Isandra yang bahkan hanya tidur dua sampai tiga jam per hari hanya untuk belajar dan melatih sihirnya.
Yang gadis itu lakukan setiap hari hanya membawa tumpukan buku ke pinggiran sungai seraya belajar mempraktekkan teknik baru yang ia pelajari.
Baru beberapa hari ini ia bisa bernafas lega karena Isandra mau untuk beristirahat, makan dengan benar dan tidur yang cukup. Tolong jangan adukan hal ini pada Azel.
"Bagaimana?" tanya Aleeyah yang sudah duduk di sebelah Isandra.
Isandra menarik nafasnya panjang dan mengleuarkannya perlahan, "Aku bisa merasakannya, mana di sekitarku juga yang berada di dalam tubuhku. Sayangnya aku masih belum bisa melakukan kontak dengan Flammedra" ucap Isandra.
Ya, hanya itulah yang saat ini sedang Isandra usahakan. Ia ingin menyatukan kekuatannya dengan miliki Flammedra.
Menurut buku yang ia baca, perpaduan antara mana sihir suci dan mana api dari naga emas dapat menghasilkan api suci yang konon katanya merupakan anugerah tertinggi dari dewa matahari.
Mengingat hanya dewa matahari seorang yang mampu menghasilkan api suci tanpa perantara apapun, membuat Isandra tergugah untuk dapat menggunakannya.
Entah karena apa, tapi Isandra merasakan sesuatu yang besar tengah terjadi dan ia harus bisa menguasai teknik yang satu ini.
"Azel mengirim pesan, dia bilang kalau kau sudah selesai dengan latihanmu maka pulanglah ke istana. Dia juga bilang saatnya melanjutkan rencana" ucap Aleeyah dengan nada yang terdengar sendu.
Ya, tentu saja alasan kenapa Isandra harus kembali ke istana itu adalah karena ia memiliki tugas yang belum selesai. Tentu kalian ingat tentang Layla, ia masih harus menyingkirkan gadis itu.
Isandra menoleh menatap wajah layu Aleeyah, "Baiklah, tapi kau harus mengantarku pulang dan sering-sering menjengukku di istana. Dan nanti saat aku sudah hidup mandiri, aku akan sering kemari" ucap Isandra.
Aleeyah menoleh cepat ke arahnya dengan senyum cerah, "Sungguh?! M-maksudku, baiklah" ucapnya sedikit tersipu, membuat Isandra terkekeh pelan.
Aleeyah seperti versi perempuan dari Azel, meski bibir mereka terkadang tidak jujur, namun wajah mereka tidak pernah bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...