𝕷𝖔𝖛𝖊𝖗

4.3K 562 22
                                    

"salam saya, Layla Nameer, kepada Yang Mulia Raja Agung Erebos".

Gadis bersurai coklat gelap dengan gaun berhiaskan permata membungkuk rendah di hadapan singgasana Azazel.

"bangkitlah, putri Lord Nameer".

Ucapan Azazel bagai perintah baginya, kelopak mata gadis itu terbuka menampilkan iris emerald berkilau indah menatap Azazel penuh gairah dengan senyum menggodanya.

Obsidian darah milik Azel menatap tepat ke dalamnya, tak sedikitpun rautnya berubah apalagi menampakkan emosi. "kurasa semuanya sudah jelas tanpa perlu aku jelaskan lagi" ucap Azazel dengan nada penuh wibawanya.

Layla sedikit menunduk seraya menjawab, "saya akan melakukan yang terbaik..." matanya kembali terbuka menatap Azazel di sebrang sana, "...sebagai calon tunangan anda".

Azazel, masih dengan ekspresi yang sama, pun tersenyum miring. "bagus, para pelayan akan mengurusmu. Aku harus kembali bekerja" ucapnya kemudian segera keluar dari ruang takhta dengan Zargan yang mengikuti di belakangnya.

Layla kembali menunduk hormat ketika Azazel berjalan melewatinya.

Ceklek

Pintu megah itu tertutup, dua orang pelayan berjalan mendekati Layla kemudian membungkuk hormat. "salam kami kepada Nona Layla yang terhormat" ucap mereka bersamaan.

"kami akan mengantar anda ke sayap utara, dimana anda akan tinggal hingga pesta pertunangan nanti" ucap salah satu pelayan itu.

"baiklah, tunjukkan jalannya" ucap Layla anggun.

Mereka pun berjalan keluar dari ruang takhta itu menelusuri koridor istana Erebos yang megah dengan ornamen-ornamen khas ketimuran berlapiskan emas dan permata.

bruk

Para pelayan yang bertugas mengantar Layla langsung menutup mulut mereka terkejut saat pelayan lainnya yang berlarian di koridor tidak sengaja menabrak Layla hingga ia jatuh terduduk.

"Nona Layla, anda baik-baik saja?" ucap salah satu pelayan seraya membantu Layla untuk berdiri dengan pelayan lainnya.

"aku baik-baik saja" ucap Layla seraya berdiri.

Gadis itu berdiri kemudian berjalan ke hadapan pelayan yang tadi menabraknya.

Pelayan itu; dengan puluhan serbet berserakan di sekitarnya, langsung bersujud di hadapan Layla dengan tubuh gemetarnya. "No-nona Layla, sayatelah melakukan dosa besar, saya mohon a-ampuni dosa saya" ucapnya dengan suara gemetar nan parau.

Layla menunduk seraya meraih bahu pelayan itu dan membantunya berdiri. "bangkitlah, aku mengerti jika kau sedang buru-buru. Lain kali berhati-hatilah" ucapnya lembut.

Kedua pelayan yang bertugas mengantarkan Layla pun saling menatap keheranan, apa benar ini adalah Layla Nameer yang terkenal kejam itu?

"te-terima kasih banyak atas kebaikkan anda, Nona" ucap pelayan itu.

Layla membalas dengan senyum lembut, "lanjutkanlah pekerjaanmu" ucapnya.

Pelayan itu pun membungkuk hormat kemudian pergi melanjutkan pekerjaannya. Dan Layla bersama dua pelayan lainnya melanjutkan langkah mereka.

Tidak ada yang menyadari, Layla mengambil sapu tangan dari saku gaunnya untuk membersihkan telapak tangannya seraya menggertakkan gigi.

'menjijikan'

~~//~~

"hm~ jadi begitu" Isandra bergumam para dirinya sendiri.

Hari sudah menjelang siang, dan Isandra tidak memiliki kegiatan apapun. Ia hanya membaca buku di kamarnya.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang