"duh jangan dorong-dorong"
"cepat ketuk pintunya aku penasaran"
"ish memang kau saja yang penasaran?"
"ck ayo cepat buka, aku penasaran dengan wajah perempuan yang dibawa Yang Mulia"
"iya iya sabar"
Isandra segera menghapus air mata dan mengondisikan wajahnya kala mendengar suara ribut-ribut dari luar. Sepertinya para pelayan sudah tiba.
Tok tok tok
"masuk" ucap Isandra.
Pintu itu terbuka, menampikan seorang gadis dengan setelan maidnya yang rapih. Namun nampaknya ia tidak sendirian, Isandra bia melihat beberapa maid yang lain mengintip dari balik kusen.
Namun ia abaikan itu dan segera memasang senyum terbaiknya."ah apa kau mengantar makan malamku? Terima kasih banyak" ucapnya sopan dan manis.
Tidak ada salahnya jika mengakrabkan diri dengan para maid disini bukan? Lagipula Isandra tidak tahu apa yang Azel inginkan darinya, bisa saja ia disuruh bekerja di istana ini sebagai pelayan. Jadi, alangkah baiknya jika ia menjalin hubungan baik dengan para pekerja disini.
Maid itu tidak mampu menahan kecuali merona malu karena kecantikkan Isandra, "ah i-iya Nona, saya membawakan makan malam anda" ucap maid itu. 'terberkatilah aku, setidaknya aku sudah melihat senyum bidadari sebelum mati' batin maid itu terharu.
Seraya maid itu menata makan malam di atas meja kecil yang biasa digunakan untuk makan di atas kasur, Isandra menatapnya dengan senyum manis.
"sudah berapa lama kau bekerja disini?" tanya Isandra sok akrab.
Maid itu nampak terkejut, "s-saya?" tanyanya seraya menunjuk diri sendiri.
"lalu siapa? Teman-temanmu disana? Kan hanya kau yang berdiri di depanku" tanya Isandra, membuat para maid yang bersembunyi di balik kusen pintu pun langsung kabur karena ketahuan.
"s-saya baru bekerja selama tiga tahun Nona, semua pekerja disini juga begitu kecuali Lord Zargan" ucap maid itu sopan dan menyelesaikan pekerjaannya.
Isandra mengerenyit bingung, kenapa semua pekerja disini baru masuk tiga tahun lalu? Apa ada pergantian pekerja besar-besaran? Tapi apa alasannya. Isandra merasa bahwa ia harus menggali informasi lebih dalam, dan satu-satunya sumber yang ada saat ini adalah maid di hadapannya.
"eum... Apakah kau sibuk?" tanya Isandra sok memelas.
Maid itu pun kelabakan, "t-tidak Nona, pekerjaan saya sudah selesai dan ini juga sudah menjelang malam" ucapnya.
Isandra tersenyum sendu, 'aku jadi teringat Marrie' batinnya. Namun ia segera mengubah senyumnya menjadi cerah, "apa kau mau menemaniku sebentar?"
"eh? Apa boleh Nona? S-saya takut nanti Yang Mulia-"
"dia tidak akan tau jika tidak ada yang memberi tau, jadi bisa tolong tutup pintunya?" ucap Isandra tersenyum manis.
Maid itu tentu tak mampu menolak, ia menuruti perkataan Isandra dan menutup pintu kamar itu. Kemudian kembali berdiri di samping kasur Isandra.
"apa kau tidak lelah berdiri? Duduklah" ucap Isandra seraya menarik tangan maid itu.
"t-tapi mana mungkin saya duduk bersama dengan anda" ucapnya ragu.
"ck sudah cepat duduk, jangan anggap aku orang yang lebih tinggi darimu" ucap Isandra memaksa. 'lagipula aku sudah terbuang dari kekaisaranku, ah tidak dari awal Eleino memang bukan kekaisaranku' batinnya sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...