𝕿𝖍𝖊 𝕰𝖓𝖉

5.4K 484 19
                                    

Kereta kuda dengan para rombongannya berhenti di depan kuil Eleino.

Pintu itu dibuka oleh sang kusir, kaki jenjang berbalut bahan putij dan pantofel senada turun terlebih dahulu, menampilkan Galen dengan setrlah khas kaisarnya.

Tangannya terangkat, mengisyaratkan sebuah uluran pada seseorang di dalam kereta yang sama.

Sekian detik kemudian, tangan lentik berbalut jaring berwarna putih mengamit uluran tangan Galen. Isandra pun ikut turun, menggandeng ayahnya, berjalan menelusuri karpet merah menuju kuil.

Gaun sabrina putih polos dengan bordiran bunga Lily berwarna biru muda di bagian roknya. Surai pirang yang digelung rendah, menyisakan sedikit anak rambut di kedua sisinya.

Tak lupa veil transparan nan panjang hingga menyeret ke belakang, juga sebuket bunga berwarna-warni di tangannya.

Krieettt

Pintu besar kuil terbuka, para tamu yang telah hadir pun berdiri saat sang kaisar dan mempelai wanita telah tiba.

Semuanya hadir, Marrie, Felice, trio cumi-cumi, para paman dan bibinya, para sahabat ayahnya, juga Arsen yang menatapnya ikhlas.

Isandra pun hanya tersenyum manis kepada mereka, tak menyangka bahkan tak percaya bahwa ia bisa diterima di sisi mereka semua.

Sebagai sahabat, sebagai keluarga, adik-Isandra mendongak menatap wajah tegas ayahnya yang kini dihiasi janggut tebal-juga seorang putri.

Ia kembali melihat ke depan, seorang pria gagah dengan setelan kerajaannya yang juga berwarna putih. Rambut yang biasanya dibiarkan berantakan itu kini disisir rapi ke belakang.

Azel, menatap Isandra penuh kasih, tak menyangka hal yang seindah pernikahan ini bukan lagi sekedar mimpi.

Kalaupun semua ini tidak nyata, ia mohon, tolong jangan sadarkan dirinya. Biarlah ia hidup di dalam angan-angan dimana Isandra, dengan gaun pengantin yang begitu indah, sedang menatapnya dengan binar asmara.

Tak terasa, sang idaman kini telah di depan mata. Azel berjalan hendak mengambil alih genggaman tangan Isandra, untuk naik ke altar.

Namun Galen menahan tangannya sejenak, "Kau harus menjaga putriku, ini perintah" ucap Galen tegas.

Dengan wajah seriusnya, Azel mengangguk mantap. "Sudah tugas saya, Yang Mulia" ucapnya.

Galen pun perlahan, menyerahkan tangan Isandra kepada Azel. Kemudian menatap lembut putrinya, "Berbahagialah nak, ayah akan selalu mendoakanmu" ucap Galen.

Isandra, yang sedang menahan air matanya menjawab, "Terima kasih ayah" ucapnya tulus.

Keduanya pun berdiri berhadapan di altar, di hadapan sang pendeta, juga Yang Maha Kuasa. Bersaksi dan bersumpah untuk setia dan saling menjaga, menghormati juga mengasihi hingga maut menjadi pemisah.

"Dengan begitu saya umumkan kalian sebagai suami dan istri!" tukas akhir sang pendeta ditutup dengan ciuman dari kedua mempelai dan sorak bahagia para hadirin.

Teng teng teng

Lonceng kuil berbunyi, para burung dara dilepaskan, ditambah confetti yang menambahkan meriahnya suasana setelah upacara pernikahan itu.

Para tamu yang hadir kini diarahkan menuju aula istana Eleino, dimana resepsi akan dilangsungkan.

Azel telah menyiapkan yang terbaik yang ia bisa dalam satu minggu terakhir.

Dekorasi yang didominasi warna merah muda dengan ornamen-ornamen emas menghiasi railing tangga juga pembatas balkon aula.

Sebuah air mancur yang Azel pasang di ujung aula dimana tangga tempat keluarga kaisar masuk, menambahkan kesan mewah pada resepsi malam itu.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang