𝕰𝖓𝖗𝖆𝖌𝖊

3.9K 500 32
                                    

Keesokkan harinya,

Siang yang terik, seluruh penduduk ibukota Erebos berkumpul di alun-alun untuk menyaksikan eksekusi mati salah satu petinggi kerajaan, Lord Nameer dan putrinya.

Isandra, yang duduk di bawah teduhan payung berdampingan dengan Azel, melihat ke kanan ke kiri. Mencari keberadaan sahabat dekatnya.

"Luke" panggilnya pada Azel.

Azel pun menoleh, "Ya?"

"Eum.. Mana Aleeyah? Aku tidak melihat keberadaannya sedari tadi, apa dia sedang ada urusan mendadak hingga tidak bisa hadir?" tanya Isandra.

Aleeyah adalah putri dari salah satu lord, tidak mungkin gadis itu tidak hadir di acara penting ini.

Azel terdiam, ia memalingkan wajahnya dari Isandra dengan ekspresi datar. Kemudian memberi kode pada prajurit di sebrang sana untuk memulai eksekusinya.

Isandra menatap bingung Azel yang tidak menjawab pertanyaannya.

Namun semuanya seolah mengejutkan bagi Isandra yang melihat Aleeyah, dengan tangan dan kaki di rantai, diseret bersama Isaac dan Layla Nameer ke atas panggung eksekusi.

"Luke kenapa Aleeyah disana?" tanya Isandra cepat seakan panik. Azel merapatkan mata dan mengeraskan rahangnya, ia tak mampu melihat wajah Isandra.

"Isaac Nameer, kau dihukum mati atas percobaan pemberontakan terhadap kerajaan Erebos dan pengkhianatan terhadap Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos" ucap salah satu prajurit itu.

"Luke, jawab aku! Kenapa Aleeyah disana? A-apa dia menjadi algojonya? Tapi kenapa dia juga dirantai? Luke jawab aku!" suara Isandra semakin putus asa.

"Layla Nameer, kau dihukum mati atas penipuan terhadap Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, juga percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" lanjut prajurit itu.

"Cukup sudah, jika kau tidak mau menjawabku, aku sendiri yang akan kesana dan melepaskankan Aleeyah" ucap Isandra seraya berdiri dan berjalan hendak menuruni panggung dimana ia duduk.

Grep

Azel dengan cepat menarik dan membawa Isandra ke dalam dekapannya.

"Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan pemberontakan dan perebutan takhta Erebos, percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra, juga sebagai dalang di balik tindakan Isaac dan Layla Nameer"

DEG

Isandra membelalak, iris biru itu bergetar seraya cairan bening berlinang. "Apa?" cicit Isandra, suaranya parau seolah tenggorokannya tercekat. "Bohong..." air mata itu menetes seraya ia mendongak menatap Azel.

Isandra menarik kerah baju Azel kuat, "Luke, katakan ini bohong kan? Aleeyah... Hiks Aleeyah hanya mengerjaiku kan? Luke katakan sesuatu! Hiks hiks ini bohong kan?"

Azel, dengan wajahnya yang turut sedih melihat air mata berharga Isandra, hanya bisa menggeleng seraya mendekap wanitanya erat. Tak sepatah kata pun mampu ia ucapkan untuk menenangkan Isandra. Karena ia sendiri berharap bahwa semua ini tidak nyata.

"Hiks hiks kenapa... Kukira kita teman, hiks kukira selama ini ia tulus hiks kenapa?!" tangis Isandra pecah dalam dekapan Azel.

Bahkan Zargan dan Letty hanya bisa menatap adegan di depan mereka sedih. Tak ada yang bisa mereka lakukan untuk memperbaiki keadaan.

Karena tak tahan mendengar jeritan sakit hati Isandra, Azel pun memerintahkan algojonya untuk segera melangsungkan eksekusi hari ini.

Tanpa mereka sadari, air mata penyesalan mengalir bersamaan dengan darah milik Aleeyah. Menjadi akhir menyedihkan bagi kehidupannya.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang