Keesokkan harinya,
Setelah acara makan malam yang berakhir canggung itu, Azel masih belum menyerah dan masih meminta saran dari Zargan untuk mendekati Isandra.
Dan disinilah ia bersama Isandra, menelusuri labirin di taman istana utama Erebos.
"eum... Yang Mulia?"
"apa?" sahut Azel yang berjalan di depan Isandra dengan ketusnya, walau lain di bibir lain di hati.
"maaf tapi sepertinya kita tersesat" ucap Isandra seraya memerhatikan sekeliling. Mereka sudah berjalan melewati bagian yang sama sebanyak lima kali.
Punggung tegap yang tadinya membelakangi Isandra kini berbalik cepat, rambut hitam berkilau bagai duta shampo itu mengayun seraya pemiliknya menunduk menatap Isandra dengan wajah datarnya.
'aku tau Galen dan dua pangeran itu tampan, tapi Azel ini sudah berbeda level' batin Isandra tengah menikmati pemndangan di depannya.
"jadi kau meremehkanku?" ucap Azel arogan.
'haha aku tarik kembali ucapanku' batin Isandra kesal.
"buktinya kita sedari tadi tidak menemukan jalan keluar dari labirin ini" ucap Isandra.
Azel memang tidak terlalu sering keluar istana, apalagi ke taman. Kerjanya hanya berkeliling dunia dengan sihirnya dan mengumpulkan artefak-artefak sihir yang berharga.
Urusan negara? Zargan solusinya.
Lihat, bahkan ia tidak hafal denah labirin kerajaannya sendiri. Dan malah tersesat bersama Isandra.
"ck" Azel berdecak seraya berbalik melanjutkan jalannya.
"Yang Mulia tunggu!" ucap Isandra seraya menyusul langkah Azel. 'astaga pria ini benar-benar seperti anak kecil' batinnya tidak habis pikir.
Tapi ia tidak bisa menyalahkan Azel atas sifatnya, ia tidak dibesarkan dengan benar dan selalu mendapat perlakuan buruk semasa kecilnya. Tidak heran jika sifatnya malah menjadi begini.
Malah Isandra tidak menyangka bahwa kerajaan Erebos sangat damai dan makmur di bawah pemerintahan Azel. Ya setidaknya Azel tidak sekejam dan sejahat itu hanya karena masa lalunya.
"a-aku minta maaf..."
"hm? Anda mengatakan sesuatu Yang Mulia?" tanya Isandra tidak mendengar jelas gumaman Azel.
Azel pun mengepalkan tangannya seraya berhenti melangkah, "aku minta maaf!" seru Azel dan itu berhasil membuat Isandra terkejut terheran-heran.
Namun sekian detik kemudian ia menyadari bahwa Azel meminta maaf sepertinya atas perlakuannya kemarin.
'kekekeke kujahili sedikit sepertinya seru' batin Isandra tertawa jahat. "ekhem, Yang Mulia bukankah tidak sopan meminta maaf seraya membelakangi orangnya?"
"kau memerintahku?!"
"ya itu terserah anda sih, kan anda yang mau minta maaf. Oh atau anda tidak tulus meminta maaf pada saya?" tanya Isandra pura-pura terkejut.
Grep
Dengan cepat Azel berbalik dan menggenggam kedua tangan Isandra, iris merah darah itu menatap langit biru di mata Isandra dengan dalam.
"aku serius" ucapnya dengan tatapan yang memang tidak main-main.
Isandra pun langsung gugup karena perlakuan tiba-tiba dari Azel, "ah be-begitu ha ha ha" ucapnya tertawa canggung. 'gagal sudah rencanaku menjahilinya'
Genggaman tangan itu pun terlepas dan Azel melanjutkan langkahnya, Isandra pun kembali mengikutinya.
Isandra terdiam sejenak seraya menghentikan langkahnya, "Y-yang Mulia, saya juga ingin meminta maaf atas perbuatan saya waktu itu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...