Dua hari kemudian,
Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan indahnya tanpa awan yang menemani. Burung-burung berterbangan keluar dari sarang mereka untuk mencari makan, begitupula dengan gadis pirang cantik yang tengah menikmati bukunya di bawah pohon apel yang rindang.
Isandra memang meminta Marrie untuk membiarkannya membaca buku sendirian di bawah pohon. Seperti para wibu lainnya, Isandra adalah introvert. Ia kurang suka berada di tengah keramaian ataupun bersosialisasi. Itu sebabnya ia selalu membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.
Kalian pasti bingung, bagaimana Isandra bisa membaca huruf di zaman ini? Jawabannya adalah, memori Isandra yang asli. Tentu saja karena mereka hanya bertukar jiwa, sedangkan raga Isandra tetaplah sama. Otaknya pun masih sama, jadi tentu saja ia bisa membaca huruf yang ada di ingatannya.
Saat tengah terhanyut di dalam bacaannya, tiba-tiba ada suara yang mengganggu konsentrasinya.
"psstt hey, kau tau tidak rumor terbaru di ibukota?" ucap suara seorang gadis yang Isandra dengar dari sebalik pohon. Kita panggil gadis 1.
"hm? Tentang Count Berrel yang statusnya dicabut itu?" jawab gadis 2.
"ah iya benar, astaga aku tidak menyangka sekali hal itu terjadi" ucap gadis 3. Sepertinya total ada tiga orang di sana.
"iya benar, dan kalian tau tidak siapa yang melakukannya?" tanya gadis 1.
"siapa? Siapa?" jawab gadis 2 dan 3 sedikit berbisik. Jarak mereka dengan pohon tempat Isandra membaca buku memanglah sangat dekat.
"si puteri monster" jawab gadis 1.
Gadis 2 dan 3 nampak menutup mulut mereka tidak percaya, "sungguh? Ya ampun aku tidak menyangka. Dia tidak pernah keluar dari istana dan sekarang dia malah menghukum orang seenaknya" ucap gadis 2.
"iya benar, ada batasan bagi seseorang untuk tidak tahu malu. Dasar, puteri itu tidak tahu diri sekal-"
Fwoosh
"GGGGGGGRRRRRRR"
Ketiga Lady itu membelalak kaget saat Ares tiba-tiba mendarat di hadapan mereka dan mengeram ke arah mereka.
"kyaaaaaaaa" jerit ketiganya yang sudah jatuh terduduk. Mereka mencoba mengesot mundur namun tidak bisa karena punggung mereka bertemu dengan batang pohon.
"GGGGRRRRRR"
"KYAAAA TOLONG! SELAMATKAN KAMI!" jerit ketiganya saat Ares berjalan mendekat. Mereka meringkuk ketakutan saat melihat mata emas Ares yang berkilat tajam, seolah hendak mencabik daging mereka hingga menjadi potongan kecil.
Ares berjalan mendekat, semakin dekat. Mereka menutup mata erat saat Ares kini sudah berada di hadapan mereka. Bersiap untuk dijadikan santapan sia-
"Ares"
Mereka membuka mata dengan cepat saat suara seorang gadis memanggil nama Ares. Mereka mendongak, mendapati Isandra yang kini tengah mengelus leher Ares lembut. "sshhhh tenanglah, mereka bukan makanan" ucap Isandra lembut. Membuat ketiga gadis itu semakin bergidik ngeri karenanya.
"saya baru tahu..." ucap Isandra seraya menoleh ke arah tiga gadis yang masih terduduk di tanah itu.
"... Kalau nona-nona sekalian bisa bebas memasukki taman istana saya" ucap Isandra dingin. Mata birunya berkilat tajam menatap para gadis yang masih tidak mengerti situasi itu.
"oh, apakah nona-nona sekalian baru pulang dari istana Putera Mahkota?" tanya Isandra seakan menyadari sesuatu. Letak istana milik Isandra memang dekat dengan istana Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...