𝕳𝖆𝖕𝖕𝖎𝖓𝖊𝖘𝖘

5K 610 6
                                    

Tok tok tok

Galen yang baru saja selesai memilih nam untuk Isandra dan mulai fokus pada dokumen negara pun mendongak saat pintu rung kerjanya diketuk, "masuk" ucapnya.

Ceklek

Pintu itu terbuka, senyum indah di wajah Galen pun merekah seraya gadis pirang keemasan kesayangannya memasukki rangan, Isandra.

"selamat pagi ayah" sapa Isandra seraya berjalan masuk dengan kereta dorong berisikan teh dan camilan untuk ayahnya.

"selamat pagi putriku" sahut Galen.

Cup

Galen hanya tersenyum lembut setelah sang putri mengecup pipinya, "bekerja dari pagi buta seperti biasa. Kenapa ayah selalu bekerja seperti dikejar anjing?" tanya Isandra seraya menuangkan teh untuk ayahnya.

Galen pun terkekeh, "hahaha karena jika pekerjaan ayah cepat selesai, ayah bisa memiliki waktu untuk putri ayah" ucapnya.

"kan bisa minta kak Evan untu mengerjakannya" ucap Isandra seraya menyajikan teh hangat itu di depan ayahnya.

Galen tersenyum kecil, "dia masih perlu belajar hal lain, dokumen-dokumen negara ini adalah hal terakhir yang harus dia pikirkan" ucapnya seraya menerima cangkir teh itu. "terima kasih"

Isandra tersenyum manis pada ayahnya, hingga kemudian senyum itu perlahan meluntur. Dan Galen menyadari perubahan ekspresi puterinya itu.

"ada apa Isandra?" tanya Galen lembut.

"ayah, sebenarnya... Siapa yang menculik kak Evan? Dan apa tujuan mereka? Apa semua ini ada hubungannya denganku?" tanya Isandra.

Ia sudah bertanya pada semua orang tapi tidak seorang pun yang mau menjawab, Galen adalah harapan terakhirnya.

Kaisar Eleino itu menghela nafasnya pelan, ia sudah memperkirakan bahwa Isandra akan menanyakan hal ini. "nak, tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri. Memang benar, mereka sebenarnya ingin menculikmu" ucap Galen.

Isandra membelalak, "a-apa? Kenapa? Dan bagaimana bisa mereka malah menculik kak Evan dan Marrie?" tanya Isandra.

Galen nampak berpikir sejenak, "ah gelang waktu itu... Dari mana kau mendapatkannya?"

"i-itu pemberian baron O'Brien" jawab Isandra ragu. Kemudian ia menyadari sesuatu, "apa gelang itu-"

Ucapan Isandra terpotong dengan anggukan Galen, "Gelang itu adalah pelacak, sepertinya baron sudah dimantrai oleh para penyihir hitam itu untuk menjebakmu. Tapi gelang itu malah dipakai oleh dayangmu" ucap Galen.

Kening Isandra berkerut, "penyihir hitam?"

"ya, mereka adalah penyihir yang menggunakan mana sihir hitam, kebalikan dari sihir suci. Itu sebabnya kau mampu menyembuhkan Evan dan dayangmu" jelas Galen.

Isandra tertegun sejenak, entah bagaimana jadinya jika ia tidak memiliki sihir suci. Syukurlah kakak dan sahabatnya bisa diselamatkan.

Tunggu dulu, tapi "apa tujuan mereka ingin menculikku ayah?" tanya Isandra yang kini sudah duduk di sofa bersama ayahnya.

Galen terdiam sejenak, ia menghela nafasnya pelan. "sekali lagi, tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri. Dan ini hanya pemikiran ayah saja, tapi sepertinya mereka mengincar mana naga itu" ucapnya menatap Isandra rumit.

Isandra kembali tertegun, bagaimana bisa ia tidak menyalahkan dirinya sendiri? Karena dirinya, Evan dan Marrie hampir celaka.

"apa mana naga ini tidak bisa dihilangkan saja?" lirihnya tanpa sadar.

I'm More Than Just A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang