Isandra terdiam setelah membaca buku itu.
"kehancuran, atau puncak kejayaan"
Itu sudah terjadi, kekaisaran ini sudah hancur di tangan Flammedra sebelum Isandra bereinkarnasi ke dunia ini. Tapi waktu malah berputar kembali, apa itu artinya ramalan itu belum benar-benar terjadi?
Tunggu, kalau memang begitu kenapa pernikahan orang tuanya diizinkan?
"Marchioness, saya memiliki pertanyaan" ucap Isandra.
"ya, silahkan"
"saya yakin kaisar terdahulu mengetahui tentang ramalan itu, lantas kenapa pernikahan antara Yang Mulia kaisar dan mendiang Permaisuri diizinkan?" tanyanya.
"bisa dibilang, kaisar terdahulu itu terlalu optimis. Toxic positivity, ia percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan beliau malah wafat saat kejadian itu" ucap dengan ekspresi rumit.
Isandra kembali terdiam, ia harus apa? Apa kehancuran dan puncak kejayaan yang dimaksud itu adalah dirinya? Apa Isandra bisa mengubah masa depan?
Tidak, ia sudah sampai sejauh ini. Ia tidak boleh menyerah begitu saja. Ya, ia akan membuktikan bahwa ia bukanlah sumber kehancuran melainkan puncak kejayaan.
Ceklek
"Isandra~ adikku yang tercantik sedunia!"
Isandra menatap pemuda bersurai pirang yang mirip dengannya itu dengan senyum manis namun non-ikhlas. 'apa mereka yakin ingin menjadikan pemuda ini kaisar selanjutnya?' batin Isandra melihat Evan yang berlari sembari meloncat-loncat seperti anak kecil.
Isandra dan Fenine berdiri dari duduk mereka dan membungkuk hormat pada Evan, "salam Yang Mulia" ucap mereka bersamaan.
Evan memandang mereka tidak suka, "tidak perlu formalitas, aku tidak ingin menerima hal seperti ini dari adikku dan bibi Fenine" ucap Evan dengan bibir mengerucut lucu.
"apa yang membawa anda kemari, Yang Mulia?" tanya Isandra sopan.
Evan tersenyum lebar, "ayo jalan-jalan"
~~//~~
Dan di sinilah Isandra berada, pusat ibukota Eleino.
Tentu saja Isandra sempat menolak karena ia sedang ada kelas, tapi bukan Evan namanya jika langsung menyerah. Terima kasih pada wajah anjing-memelas Evan yang tak mampu ditolak oleh Fenine, Evan tau betul kelemahan sahabat ibunya itu.
"Isandra, kau ingin melihat apa?" tanya Evan.
Mereka menyelinap keluar tanpa pengawalan, tapi tenang saja karena Evan sudah mengubah warna rambut mereka menjadi coklat. Jadi tidak akan ada yang mengenali bahwa mereka adalah keluarga kaisar.
Kenapa? Tentu saja karena pirang keemasan adalah ciri khas keluarga kekaisaran Eleino.
"ini pertama kali saya kemari Yang Mulia, jadi saya tidak tau ing-hmph"
Ucapan Isandra terpotong saat Evan menutup mulutnya, "jangan panggil aku begitu, panggil 'ka~kak', ayo coba ka..." ucap Evan seperti tengah mengajari anak kecil mengeja.
"k-ka..." dan bodohnya, Isandra menurut.
"...kak. Kakak"
"ka-kakak" ucap Isandra bersemu malu.
Evan tersenyum lebar, "hehe bagus, sekarang mari bersenang-senang~" seru Evan bersemangat sembari menarik tangan Isandra.
Isandra tersenyum lembut melihat punggung lebar Evan yang membelakanginya, tangan Evan terasa hangat menggenggam tangannya. Kehangatan yang tidak pernah ia rasakan di kehidupan sebelumnya. Apa begini rasanya memiliki keluarga?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm More Than Just A Princess
Fantasy[Completed] Seorang gadis wibu bangun di tubuh puteri yang terabaikan. Steffani Alina, seorang gadis biasa yang menyukai para lelaki dua dimensi buatan Jepang itu tidak tau apa yang tengah terjadi padanya. Ia meninggal dalam kecelakaan tabrak lari...