Bab 1

149K 4.4K 117
                                    

Normal pov...

Terlihat seorang gadis memasuki gerbang Pesantren Al-Alawi. Gadis itu terus melangkahkan kakinya menuju ndalem Kiyai Kholil atau yang biasa di sapa Abah yai.

Di pesantren Al-Alawi ini dibagi menjadi tiga bagian atau biasa di sebut jurusan oleh para santri, yang pertama adalah pondok pesantren modern yang terdiri dari MI, MTS, & MA yang di pegang oleh Gus Fauzi dan Ning Dila. Yang ke dua ada pondok Salaf yang di pegang oleh Gus Ariz dan Ning Lia. Dan yang terakhir ada pondok Tahfiz yang di pegang oleh Gus Fauzi, Gus Fian, Ning Ara, dan Ning Wawa.

"Assalamualaikum"

"Waalaikummus salam" seorang mbak ndalem menyambut gadis tadi.

"Silahkan masuk mbak, mau bertemu siapa? Semua keluarga ndalem sedang di rumah sakit menemani Abah yai yang sedang di rawat" Ucap mbak ndalem sambil tersenyum pada gadis itu.

"Saya mau sowan, saya mau mondok di sini mbak" jawab gadis itu tak kalah ramah.

"Ada apa mbak?" Sebuah suara menyapa dari arah belakang gadis itu berdiri.

"Ini Gus ada mbak santri baru mau sowan"

"Mbak nya mau sowan? Mari silahkan masuk" yang di panggil Gus itu mempersilahkan mbak santri baru.

Sang Gus duduk di kursi ruang tamu sedangkan sang gadis duduk di lantai yang dilapisi karpet.

"Mbak Lila bisa di sini saja" intrupsi sang Gus pada mbak ndalem yang akan meninggalkang Gus itu dan mbak santri baru.

"Jadi mbaknya mau mondok disini?"

"Iya Gus" gadis itu terus menunduk tanpa melihat ke arah sang Gus.

"Mau ambil jurusan apa mbak?"

"Tahfiz Gus"

"Sebelumnya sudah pernah mondok mbak?" Sang Gus menelisik gadis yang tengah menunduk dalam itu.

"Tidak pernah Gus"

"Cilakmu tebal mbak nggak mungkin kalau tidak pernah mondok, jangan bohong, kamu tidak akan bisa membohongi saya" savage dari sang Gus. Gadis itu hanya diam tidak bisa membalas perkataan Gus yang ada di depannya.

"Mbak Lila bisa antar mbaknya ke kamar Khadijah" sambung sang Gus setelah puas melihat wajah gadis itu yang gugup.

"Baik Gus, permisi Assalamualaikum"

Dua mbak santri itu akan keluar dari ndalem tapi.

"Tunggu!" Suara bariton milik sang Gus mencegah mereka berdua.

"Namanya siapa mbak?"

"Alesya, Alesya Dilara Azra"

"Kalian bisa pergi"

"Alesya" guman sang Gus saat santri baru itu sudah pergi bersama Mbak Lila.

Alesya pov...

"Yang tadi itu Gus..."

"Gus Juna. Putra Gus Fian dan Ning Wawa, beliau sedang berkuliah spesialis kedokteran di luar negeri, yang kamu datangi itu ndalem, sedangkan rumah di sebelah barat itu biasa di sebut Ndalem barat, ndalemnya Gus Fariz dan Ning Dila, Gus Fariz adalah putra ke dua Abah yai Kholil dan Gus Fariz memiliki 3 orang anak yaitu Gus Alif, Ning Adeffa, dan Gus Ali. Rumah di sebelah timur tadi itu ndalem timur, ndalemnya Gus Fauzi dan Ning Ara, Gus Fauzi adalah putra ke lima Abah yai dan Gus Fauzi memiliki 2 anak yaitu Ning Delia dan Gus Wafi. Di belakang 3 ndalemasoh ada ndalem lagi" ia berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

"Itu ndalem belakang atau ndalem ngguri, ndalnya Gus Fian dan Ning Wawa, Ning Wawa itu putra ke empat Abah yai, mereka mempunyai 2 anak yaitu Gus Juna dan Ning Wawaf. Sedangkan itu Abah yai tinggal di ndalem bersam Gus Ariz, Ning Lia selaku istri dari Gus Ariz, dan juga Ning Yana anak Gus Ariz"

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang