Bab 43

29.4K 1.6K 283
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"Gus Alif kapan bucin"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Normal pov....

Saat memasuki area dapur Alesya langsung disuguhi pemandangan sang suami yang sedang memasak.

Saat memasuki area dapur Alesya langsung disuguhi pemandangan sang suami yang sedang memasak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gus kok masak? Biar Alesya aja." Alesya ingin mengambil alih spatula yang dipegang Gus Alif.

"Bentar lagi selesai. Kamu duduk sana. Hari ini aku yang masak."

"Tapi Gus ini tugas dan kodrat aku sebagai aku."

"Sejak kapan memasak itu tugas plus kodrat istri sekaligus perempuan. Kodratnya perempuan itu haid, hamil, dan melahirkan. Kodratnya istri itu menjaga nama baik suami dan taat kepada suaminya."

"Gus.." Alesya terharu.

"Hm."

Gus Alif melihat ke arah Alesya dengan penuh tanda tanya. Sedangkan Alesya menatap Gus Alif dengan tatapan yang sulit diartikan.

Gus Alif bertolak pinggang. "Aku tahu kok kalau aku ganteng. Jadi jangan diliatin gitu."

"Apaan sih Gus..." Alesya dibuat salting oleh Gus Alif. Ia langsung pergi ke meja makan untuk menghindari suaminya itu.

Agus Alif terkekeh dengan sikap istrinya dan lanjut memasak. "Kalau salting, salting aja Sya." Jiwa jahil Gus Alif yang terpendam sedang keluar. Alesya berbalik dan menatap kesal Gus Alif.

"Nggak ya! Alesya nggak salting. Nggak mungkin Alesya salting sama gombalan beruang kutub kayak Gus Alif!!"

"Gak papa lah dibilang mirip beruang, kan aku emang imut kayak Teddy bear."

"Yang ada nyeremin kayak maung." Balas Alesya dengan kesal karena Gus Alif yang kepedean.

"Hus... Jangan panggil-panggil Akik Maung. Tar dateng beneran sawan kamu."

"Hah?"

"Iya nama peliharaan aku. Lebih tepatnya sahabat. Jenisnya macan putih." Balas santai Gus Alif dengan fokus pada masakannya.

Alesya langsung saja menghamburkan pelukannya pada Gus Alif. "Gus jangan ikutin dong. Maaf ya Akik Maung." Ucap Alesya sambil memeluk Gus Alif dari belakang. Gus Alif sedang menahan tangannya yang ingin meledak karena tingkah lucu istrinya.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang