Bab 12

30.7K 2.1K 15
                                    

Normal pov...

Tiga hari berlalu sejak Gus Alif memberikan uang yang bisa disebut sebagai nafkah pada Alesya.

Alesya masuk ke kantor administrasi pondok pesantren Al-Alawi yang terletak di depan gedung IPA dan sebelah ruang kesehatan pesantren.

Gus Juna pov...

Aku keluar dari ndalem dan menuju gedung IPA untuk mengajar. Nanti sore baru ke rumah sakit. Senin sampai Selasa aku ngajar mapel biologi di madrasah Aliyah penjurusan IPA, cuman kelas 11 sih, baru sorenya si rumah sakit. Rabu sampai Jum'at full di rumah sakit. Dan Sabtu sampai Ahad full ngajar di madrasah. Ya itu memang jadwal ku sekarang. Lebih tepatnya aku memulai mengajar tahun depan saat semester ganjil.

Padat memang dan sangat melelahkan tapi harus di lakukan dan di syukuri, banyak pengangguran di luar sana. Dan hari ini tepat pembagian raport dan mulai besok libur pondok dan sekolah.

Aku sampai di depan gedung IPA dan juga tepat di depan depan gedung administrasi pondok pesantren. Aku melihat Alesya keluar dari kantor administrasi.

Ia melihatku dan langsung menghampiri ku, jujur aku senang dia menghampiriku.

"Assalamualaikum" salamku padanya sambil tersenyum ramah.

"Waalaikummus salam, to the point aja ya.. maksud anda membayar uang bulanan pondok saya itu apa?!" Bentaknya dan menatapku nyalang, hal ini kembali menjadi tontonan khalayak ramai, khusus nya anak-anak yang ada di luar kelas dan Alesya tidak pernah membentak ku.

"Aku hanya ingin" Aku menjawab dengan santai dan apa adanya.

"Saya kembalikan uang anda" Alesya melempar amplop coklat yang aku yakini berisi uang ke arahku dan tept mengenai dada bidang ku.

"Tunggu!" Aku mencegah Alesya yang akan melangkah pergi.

"Aku nggak butuh uang kamu, yang aku mau kamu jadi istri aku" aku sangat serius mengatakan hal ini padanya.

"Itu uang anda bukan orang saya" ekspresi wajah Alesya sangat datar, setelah itu Alesya  pagi.

Aku melihat punggung itu semakin menjauh dan hilang dari jangkauan mataku.

Aku pun melangkah kan kakiku ke kelas 12 IPA 1, wali kelas itu adalah Abi. Abi menyuruhku memanggil dua anak untuk membantunya mengurus raport. Setelah itu aku pergi ke kelas 12 IPS 6 yang di wali kelas i umi.

Saat aku akan kembali ke ndalem aku melihat Alesya yang tengah berbicara dengan Azril. Sakit hatiku melihat kamu berbicara dengan Azril dan terlihat sangat dekat. Aku dengar dari para santri bahwa Azril melalui rasa pada Alesya.

Saat aku sudah dekat dengan mereka tiba-tiba..

"Panggilan pada Alesya Dilara Azra di tunggu Gus Alif di ndalem" suara dari pengeras suara. Dengan terburu buru Alesya pergi.

Karena penasaran aku pergi ke ndalem Abah yai, di sana aku bertemu dengan Teh Yana yang sedang bersama 2 santri putri seragam Aliyah yang tengah mengurusi raport juga.

"Nggak salam, nggak apa main masuk!" Tegurnya.

"Mas Alif mana?"

"Ya dirumahnya lah" jawabnya dengan sewot.

Aku langsung pergi ke ndalem bara, di ruang tamu ada 2 santri Putra keseragaman dia mengurusi rapor aku tahu mereka yang di wali kelasi Mas Alif, 12 IPS 1.

"Gus Alif dimana?"

"Gus Alif di ruang kerjanya sama mbak Alesya Gus" jawab salah satu dari mereka.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang