Bab 24

27.9K 1.5K 38
                                    

Normal pov...

"Cukup Ning... Jangan bicarakan dia lagi!!" Bentak Gus Azril.

"Dia itu namanya Azril Refansya Firmansyah. Anak laki-laki yang menjadi cinta pertamaku, entah umur berapa aku mencintainya. Tapi Abi memintaku untuk melupakannya dan aku melupakannya. Sekarang ini dia ada di depanku, sebagai suami rahasiaku... Hiks...." Ning Yana kembali menangis, sedangkan Gus Azril mencoba mencerna perkataan sang istri.

"Dia itu aku?" Ucap Gus Azril yang cengok.

"Iya... Anak kecil yang sempurna dimata Yana kecil, tapi aku gak tahu bisa cinta sama Aa' lagi atau enggak"

"Ning... Saya sekarang ini tidak peduli tentang cinta... Yang saya tanyakan adalah keputusan Ning Yana?" Gus Azril berucap selembut mungkin.

"Kenapa Aa' Azril serius banget?"

"Ning!" Tegur Gus Azril.

"Yana menerima pernikahan ini dan menerima Aa' Azril sebagai suami Yana dan juga Yana nggak mau pisah..." Gus Azril yang mendengar itu tersenyum.

"Ning Yana mau tinggal disini atau di ndalem?"

"Kasihan Abah sama Yanan__"

"Ning!" Gus Azril memotong perkataan Ning Yana.

"Ndalem" Ning Yana menjawab sambil menundukkan kepalanya.

"Tapi kalau Aa' Azril mau tinggal di sini Yana ikut" lanjutnya.

"Tinggal di sini malam ini, besok baru ke ndalem" putus Gus Azril.

"Aa' telfonin Teh Alesya buat bawa baju ganti kamu... Pasti belum mandi kan?" Ucap Gus Azril penuh perhatian.

"Nggak usah... Yana bersih-bersih di ndalem"

"Ya udah sana"


















***

















Pantai

"Gus, ngapain kita kelantai?"

"Cuman pingin" jawab sanggus sambil menatap matahari terbenam.

"Gus, ini udah mau magrib. Cari Mushola Deket sini yuk"

Sanggus menggenggam tangan sang istri, hal itu membuat sang istri terkejut. Dan sang istri semakin dibuat terkejut saat sang suami memeluknya ditempat umum.

"Gus!"

"Bentar aja Reya"

Yap pasangan ini tu Gus Juna dan Reya.

"Maaf" guman pelan Gus Juna.

Setelah itu Gus Juna melepaskan pelukannya pada Reya, mereka berdua pergi ke mushola terdekat yang ada di area pantai.

Setelah dari pantai Gus Juna mengajak creator sebuah restoran.

"Gus ini nggak berlebihan gitu?" Raya bertanya seperti itu karena suasana romantis yang mereka tempati.

"Nggak, biasanya cewek paling suka kalau diajak dinner romantis" Balss Gus Juna.

"Tapi aku nggak, aku lebih suka ngeliwet bareng anak-anak. Lagian gaya kayak gini bukan gaya kamu banget gus"

"Aku cuman mau minta maaf dengan caraku dan ini cara aku minta maaf sama istri aku" Reya yang mendengar dan melihat senyuman maut milik Gus Juna. Tentu saja jadi salah tingkat dan blushing.

Ini pertama kalinya Gus Juna berbicara lembut dan romantis pada Reya, karena biasanya Gus Juna itu Ketus dan cuwek ke istrinya ini. Maklum Gus Juna waktu itu belum bisa terima kenyataan... gak tau deh kalau sekarang.

"Gus jangan senyum terus... nanti aku meleleh" Gus Juna yang mendapat gombalan dari sang istri malah semakin tersenyum.

"Kamu bisa gombal juga ya dek" ucap Gus Juna sambil mengedipkan sebelah matanya. Reya sudah sangat salting sampai menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya yang bertumpu dimeja. Hal itu semakin membuat Gus Juna gemas.

"Angkat dong wajahnya biar aku bisa lihat wajah kamu yang lagi salting"

Normal pov end....


















***

















Alesya pov...


Pukul 8 malam.

Tiba-tiba henfonku berdering. Aku langsung menekan tombol hijau untung mengangkat panggilan.

"Assalamualaikum Gus"

"____"

"Nggeh Gus, Alesya ke sana"

Setelah sambungan telepon terputus, aku langsung pergi ke ndalem barat. Tadi itu Gus Alif, dia memintaku menemuinya.

Sesampainya di kamar.

Hal pertama yang aku lihat saat memasuki kamar adalah ekspresi wajah Gus Alif yang kesal sambil duduk bersandar di kepala ranjang.

"Lama" ucapnya dengan kesal.

"Ya... Maaf Gus" cicit ku.

"Sini" ucapnya sambil menepuk sisi ranjang di sebelahnya.

Ada apa ini? Dia tidak akan memarahi aku kan?

"Cepet Sya!" Decaknya kesal.

Saat aku sudah duduk di tempat yang ia isyarat kan tadi, Gus Alif membuka laci nakas yang tepat ada di sebelah kanannya dan mengambil sesuatu.

"Untuk mu" Gus Alif menyerahkan kotak beludru berwarna merah padaku.

Aku mengambilnya dan aku membuka kota beludru itu dengan ragu. Setelah terbuka, isinya adalah sepasang cincin.

'cincin?'

Aku melirik Gus Alif yang berdiri di depanku.

"Ini untuk apa Gus?"

"Cek!" Decaknya kesal sekaligus jengah padaku.

"Untukmu... Cincin pernikahan kita" jawabnya sambil menahan kesal.

"Tapi gus___"

"Jika kamu nggak suka desain cincinya aku bisa tuker"

"Bukan gitu... Ini nggak berlebihan gitu Gus?" Ucapku dengan penuh hati-hati.

"Kamu terlalu banyak omong Sya"

Gus Alif mengambil cincin dengan berlian di atasnya, lalu dengan cepat menyematkan dijari manisku.

"Jangan di lepas! Ini perintah dari suami kamu!"






























































































Ketemu lagi di cerita Assalamualaikum My Destiny!!







Jangan bosen-bosen nungguin aku update ya!!!











































Ini bukan akhir dari kisah ini, tapi baru awal...
























Aku mau tanya gimana menurut kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny?

Sampai ketemu di bab selanjutnya...

Jangan lupa vote dan komen:)

TBC

Tuban, 20 Januari 2022

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang