Bab 21

29.9K 1.4K 18
                                    

Normal pov...

Satu bulan telah berlalu.

Di akhir bulan April dan di bulan Ramadhan ini pesantren masih diselimuti dengan suasana duka.

Alesya tengah fokus menghafal di gazebo belakang pondok putri. Mencari tempat sejuk dari panasnya terik matahari.

Saat fokus menghafal tiba-tiba Gus Juna datang menghampiri nya.

"Akhirnya aku punya kesempatan berbicara dengan berdua dengan mu" Alesya yang mendengar suara yang sangat familiar itu melihat Gus Juna dengan terkejut.

"Sebaiknya Gus Juna pergi" usir Alesya.

"Aku cuman mau ngobrol sebentar dengan mu Alesya"

"Gus cuman punya waktu lima menit" ucap final Alesya, dia sudah gerah diteror oleh Gus Juna.

"Kamu menerima lamaran dari siapa?" Itu lah pertanyaan dari Gus Juna.

"Bukan urusanmu Gus"

"Apa itu lamaran dari Aa' Azril?" Gus Juna terus bertanya.

"Sudah saya bilang, itu bukan urusan Gus Juna. Daripada mengurusi urusan dan kehidupan ku lebih baik Gus urusi rumah tangga Gus Juna dan jangan membuat bayang-bayang ku berada di dalam rumah tangga Gus Juna dengan Reya"

"Beritahu siapa dia baru aku akan melakukan hal itu"

Alesya menghilangkan ucapa Gus Juna. Ia memilih pergi dari sana. Antara dua orang itu sendiri ada 2 orang lagi yang melihat interaksi kedua orang itu melihat dari tempat dan sudut yang berbeda.

Salah satu dari dua orang itu memilih menghampiri Gus Juna dan yang satunya memilih pergi dari sana.

"Gus, njenengan ngapain disini?" Suara lebut itu membuat Gus Juna terkejut.

"Dek?!"

"Sejak kapan disini?" Sambung Gus Juna.

"Barusan" bohong. Reya berbohong.

"Gus ngapain disini?" Reya bertanya sekali lagi pada sang Gus.

"Berkeliling, sekalian melihat lihat kebun. Kamu sendiri ngapain disini?"

"Aku mau mencari tempat yang nyaman untuk menghafal"

"Kenapa nggak di ndalem aja?" Reya menggeleng sebagai jawaban pada Gus Juna.

"Reya duluan Gus, assalamualaikum"

"Waalaikummus salam"

Reya berjalan ke arah kebun pesantren dan memilih duduk di balik pohon besar yang ada disana.

Gus Juna yang melihat hal itu lebih memilih pergi dan tidak peduli. Egonya mengalahkan perasaannya.

Dibalik pohon itu Reya menangis. Menangis tanpa suara, ingin berteriak sekuat kuatnya, tapi Reya tidak mampu untuk melakukannya. Menyembunyikan wajahnya dengan tangan dan menangis itu lah yang ia lakukan sekarang.

"Ya Allah... Sakit.. sampai kapan aku harus menyembunyikan rasa sakit ini hikss... Hiks? Aku ingin menyudahi.. ini semua hikss.. aku ingin tidak mencintainya hiks... Hikss.."


















***














Bel tanda masuk jam pertama telah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Uztadz Azril tengah berada di kelas IPS putra.

"Kerjakan uji kompetensi bab 4 beserta uraian nya, saya tinggal keluar"

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang