Bab 37

26.5K 1.6K 31
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Normal pov...

"Acara selanjutnya adalah penyematan mahkota kepada orang tua wisudawan masing-masing" ucap MC barusan itu membuat Alesya teridam.

"Kenapa mbak?" Tanya Nada yang duduk tepat di samping Alesya.

"Ndak papa." Alesya menjawab sambil tersenyum.

"Wisudawan silahkan turun dari panggung dan mengambil mahkota yang sudah disiapkan oleh panitia. Setelah mengambil mahkota tersebut segera temui orang tua masing-masing yang menunggu anaknya dengan rasa bangga."

Semua wisudawan turun dan mengambil mahkota yang sudah disiapkan dan setelah itu berbondong-bondong menemui orang tua masing-masing.

Alesya turus memegangi mahkota itu dan menatapnya nanar.

'Bapak dan ibuk nggak bisa datang. Keluargaku di sini itu keluarga ndalem barat, nggak mungkin aku nyerahin mahkota ini ke Gus Alif, Abi, atau Umi. Masyarakat aku bukan siapa-siapa, bukan istrinya Gus Alif, tapi cuman santri .'

Tiba-tiba Alesya merasakan ada yang menyentuh bahunya dengan lembut. Alesya melihat di sampingnya ada Umi Dila yang memasang senyum terbaiknya untuk menantunya.

"Bu Nyai..." Alesya sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.

"Mboten usah nangis. Nanti Umi yang dimarahin Alif karena kamu nangis." Canda Umi Dila yang membuat Alesya terkekeh kecil.

"Nggeh Bu Nyai. Alesya udah senyum kok."

"Hapus air matanya." Umi Dila menghapus jejak air mata menantunya.

"Nggeh Bu Nyai."

"Alif! Sini le!! Fotoin umi sama Mbak Alesya!" Perintah Umi Dila pada putra sulungnya.

"Nggeh umi." Gus Alif segera mengambil kameranya dan berjalan kearah sang Umi.

"Abi ikutan." Buya Fariz langsung mengambil posisi di samping sang menantu. Jadilah Alesya diapit oleh dua mertuanya.

Gus Alif terus mengambil gambar dan sesekali tersenyum.

"Aa' Azril tolong fotoin." Pinta Gus Alif pada Gus Azril.

Gus Azril segera berdiri dan mengambil kamera milik Gus Alif.

Gus Alif mengambil posisi di samping kiri Umi Dila. Posisi dari kiri ke kanan ada Gus Alif, Umi Dila, Alesya, dan terakhir Buya Fariz.

Sejak tadi interaksi keluarga ndalem barat menjadi sorotan para santri dan ustaz ustazah serta tamu undangan yang khusus hadir. Mereka saling menebak siapa kah Alesya dikeluarga ndalem barat.
















***














Setelah shalat ashar Gus Alif memilih merebahkan dirinya di pangkuan Alesya.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang