Bab 7

32.6K 1.6K 33
                                    

Normal pov...

Empat bulan telah berlalu semenjak ungkapan cinta seorang Gus Juna pada Alesya dan kembalinya Gus Juna ke California.

Kamar Khadijah

"Mbak Al, ini ada bingkisan buat mbak dari Uztadz Azril" Lira memberikas sebuah paper bag pada Alesya. Alesya menghelai nafas lelah, pasalnya Uztadz Azril itu setiap minggunya akan memberikan bingkisan padanya yang dititipkan pada Lira, Agni, Anjani, atau pun Ayu, entah itu makanan, mukenah, pakaian, hijab, sendal, dan masih banyak lagi. Tapi Alesya selalu meminta Lira, Anjani, Agni, maupun Ayu untuk mengembalikan semua bingkisan itu.

"Lira, mbak kan udah bilang jangan terima kalau dititipin apa-apa lagi, besok kamu harus balikin bingkisannya ke Uztadz Azril" Alesya mulai mengomel.

"Lira udah bilang kalau Lira nggak mau tapi di paksa, maaf ya Mbak Al. Lira tahu kok mbak nggak enak sama yang lain" ucap Lira sambil menunduk.

"Bukan karena itu aja, Mbak Alesya kan jaga hatinya buat Gu Juna" kata Reya sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Alesya.

"Reya, kalau orang luar kamar kita dengarkan bisa jadi masalah" geram Alesya dengan tingkah teman sekamarnya ini yang julid.

"Bukannya yang dibilang Reya itu bener ya mbak, kamu kan berusaha jaga hati buat Gus Juna" Kanaya membenarkan perkataan Reya dan bertos riya bersama Reya.

Jadi satu kamar Khodijah sudah tahu pasar kejadian 4 bulan yang lalu, karena mereka memergoki seorang Gus Juna yang menyatakan perasaannya pada Alesya saat itu dan mereka ikut bahagia bila Gus Juna dan Alesya benar-benar bersama.

"Kalau Mbak Alesya disuruh pilih antara Gus Juna, Gus Alif, sama Uztadz Azril. Mbak bakal pilih yang mana?" Pertanyaan tidak masuk akan dari Agni.

"Udah pasti Mbak Alesya pilih Gus Juna lah" Sri menjawab penuh percaya diri kalau jawabannya sama dengan jawaban Alesya.

"Ih... Mbak Sri.. apaan sih! Biarin Mbak Al yang jawab" dengus kesal Ayu pada Sri. Yahg tidak ada di kamar adalah Trio salaf alias Nada, Salwa, dan Husna.

"Em... Mabk mau ke ndalem dulu, mau bantu-bantu di sana.. assalamualaikum" Alesya melarikan diri.

"Kenapa kamu tanya kayak gitu ke Mbak Alesya Agni?" Kanaya menatap Agni sedikit kesal.

"Menurut aku Mbak Alesya itu lebih cocok sama Gus Alif, mangkanya aku ngasih pertannyaan itu" jawaban simpel dari Agni.

"Ya enggak dong, Mbak Al kan baik, ramah ya cocoknya sama Gus Juna lah, Gus Alif kan galak" balas Anjani tidak sependapat.

"Udah sama Uztadz Azril juga cocok" Sri menimpali perdebatan itu.

"Udah lah.. nggak usah ngomongin beginian, yang jadi topik pembicaraan aja udah kabur" sahut Reya yang berusaha melerai mereka. Sedangkan Lira sejak tadi hanya diam dan fokus membaca novel.

Normal pov end....

Alesya pov...

Aku berjalan ke arah ndalem Abah yai, setiap aku ada halangan aku selalu membantu di ndalem Abah yai.

Aku masuk ke ndalem lewat pintu belakang ndalem dan aku bertemu dengan Ning Yana yang sedang berada di dapur.

"Kebetulan aku baru aja mau manggil Mbak Alesya, ikut aku yuk" Ning Yana langsung menarikku kearah kamarnya yang berada di lantai dua.

"Ada apa ya Ning?" Tanyaku saat sudah berada di kamarnya.

"Udah aku bilang panggil aja Yana nggak usah pakek embel-embel Ning kalau cuman berdua.. kita kan temen"

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang