Bab 41

27.8K 1.6K 187
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"Gus Alif kapan bucin"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Alesya pov...

Hari ini adalah hari senin. Dua bulan berlalu sejak Adeffa meninggalkan kami semua. Juga Zelvin dan Zafran yang memilih pergi keluar negeri. Kami semua sudah berusaha mencari Adeffa, tapi dia tetap tidak ketemu bagaikan hilang di telan bumi.

Umi. Beliau depresi saat itu. Sekarang kondisi Umi jauh lebih baik. Saat ini Abi mengajak Umi pulang ke rumah Mbah Kong di Tuban. Abi melakukan ini agar umi cepat sembuh.

Gus Alif. Beliau baru tadi pagi ke luar negeri. Katanya sih ada urusan bisnis.

Kunci rumah ndalem barat aku yang pegang. Gus Alif bilang aku harus mengawasi aku di ndalem yang membersihkan ndalem barat setelah dibersihkan semua pintu juga jendela harus dikunci kembali.

Aku sekarang sedang mengawasi ujian PAS. Ujiannya sudah berjalan dari hari Sabtu kemarin. Ujian ini akan berlangsung selama 16 hari. Bayangkan saja di Madrasah Aliyah ini ada 32 mata pelajaran.

"Yang di belakang!" Tegur ku.

Gus Alif pasti sekarang lagi di pesawat. Gus cepet pulang. Rasanya tuh sepi. Mulai hari ini sampai 14 hari kedepan nggak ada yang Alesya siapin baju, nggak ada yang Alesya bikinin kopi, ambilin makan, dan pastinya nggak ada lagi omongan ketus juga pedes dari Gus Alif.

Henfon ku berdering. Bapak nelfon. Aku segera keluar dari dalam kelas dan mengangkat panggilan.

"Assalamualaikum. Pak."

"Waalaikummus salam."

"Tumben bapak nelfon Lara duluan. Enten nopo pak?"

"Bapak kakek untuk buat syukuran 4 bulanan kamu. Tanggal 20. Mertua kamu juga di sini loh nduk. Kamu sama Mas Alif haus dateng loh ya nduk." (Bapak dan ibuk buat syukuran 4 bulanan kamu. Tanggal 20. Mertua kamu juga di sini loh nak. Kamu sama Mas Alif haus dateng loh ya Ndak.)

"Nggeh pak. Mengken Mas Alif Alesya sanjangi. Kabar bapak, ibuk, Umi, Abi, kaleh Mbah Kong pripun?" (Iya pak. Nanti Mas Alif Alesya kasih tahu. Kabar bapak, ibuk, Umi, Abi, dan Mbah Kong gimana?)

"Alhamdulillah sehat sedoyo nduk. Nduk iki ibuk mu arep ngomong." (Alhamdulillah sehat semua nak. Nak ini ibuk mu mau ngomong.)

"Nduk!"

"Dalem buk. Ibuk pripun kabar e?" (Iya buk. Ibuk gimana kabarnya?)

"Alhamdulillah sehat. Kamu sehat ta nduk? Putu ne ibuk sehat nak?" (Alhamdulillah sehat. Kamu sehat kan nak? Cucnya ibuk sehat nak?)

"Alhamdulillah Alesya sehat. Cucu ibuk juga sehat."

"Ileng. Ojo kesel-kesel nduk. Sak iki awakmu ora dewekan." (Ingat. Jangan capek-capek nak. Sekarang ini kamu nggak sendirian.)

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang