Bab 47

24.3K 1.7K 106
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"Gus Alif kapan bucin"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Alesya pov...

Setelah kejadian 1 minggu yang lalu saat aku nangis waktu sama Kanaya dan sri itu aku tidak keluar dari ndalem. Aku juga minta cuti lebih awal di madrasah.

Aku melakukan semua ini untuk menghindari Gus Juna. Aku tidak ingin Gus Alif salah paham dan membuat Reya sakit hati. Sangking niatnya aku menghindar dari Gus Juna, Aku jarang keluar kamar juga. Yang aku lakukan di dalam kamar ini cuman nulis sesuatu di buku yang pernah Gus Alif kasih, terus nderes hafalan, dan ngajak anak aku berinteraksi.

Sekarang sudah jam 2 lebih, jam 2 malam lebih tepatnya dan aku dari jam setengah satu tadi nggak bisa tidur. Si Aa aktif banget.

Kulihat Gus Alif yang tertidur pulas di sampingku. Masya Allah gantengnya suamiku. Gus, cepat ingat dong. Aku kan kangen adu mulut sama Gus.

Sebentar lagi Gus Alif pasti bangun buat sholat tahajud. Aku hafal kebiasaan suami aku ini.

"Engghh..." Gus Alif menggeliat. Tidak lama kelopak matanya terbuka. Masya Allah, baru bangun tidur aja ganteng loh papa kamu a.

"Kamu gak tidur?" Gus Alif bertanya sambil bangun dari tidurnya.

"Iya Gus. Si Aa aktif banget." Balasku dengan mengelus perut ku.

"Hm." Guman Gus Alif sambil minum air di gelas yang ada di nakas.

Setelah minum Gus Alif melihat ke arahku. "Mau sholat tahajud bareng?"

Aku langsung mengembangkan senyumku. "Mau Gus." Aku rindu melakukan ini bersamamu Gus.

Setelah sholat tahajud bersama, Gus Alif mengajakku naik ke ranjang. Ia bersandar di kepala ranjang dan aku yang tiduran dengan paha Gus Alif sebagai bantal. Ia yang memintaku melakukan ini. Jujur aku senang. Sangat sangat senang.

"Mau dibacain surat apa?" Tanyanya yang sudah siap membaca surat dengan Alquran di tangannya.

"Surat Yusuf." Setelah mendengar jawabanku Gus Alif mulai mencari halaman surat Yusuf di Alquran miliknya.

Aku dari tadi terus menatap ciptaan gusti Allah yang begitu indah. Tiba-tiba kurasakan tangan Gus Alif mengelus perut buncitku.

"Tidur ya anak papah. Kasihan mamah kamu, pasti ngantuk." Ucapnya dengan lembut dan masih mulus perutku.

Gus Alif mulai melantunkan ayat demi ayat surat Yusuf. Tangan kanan Gus Alif ia gunakan untuk memegang Al-Qur'an dan tangan kirinya mengelus perutku.

Entah kenapa lama-lama aku mulai mengantuk.

Alesya pov end....

Normal pov..

Gus Alif telah selesai membaca surat Yusuf. Setelah menaruh alqurannya di dalam laci nakas. Gus Alif memindahkan posisi tidur Alesya agar lebih nyaman.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang