Normal pov...
Di sebuah rung rawa rumah sakit terlihat seorang pemuda yang tengah sibuk mengecek sesuatu di layar leptopnya di tengah malam.
"Lembur le?" Suara pelan khas KH. Kholil menginterupsi pemuda itu.
"Abah yai kenapa bangun?" Bukan nya menjawab pemuda itu malahan bertanya balik pada Abah yai Kholil.
"Kamu itu gimana to le, Abah naya ya di jawab"
"Iya bah, Alif lembur, ngecek tugas mahasiswa, kenapa Abah bangun? Abah butuh sesuatu?" Pemuda itu adalah Muhammad Fabian Alif Al-Alawi putra sulung Gus Fariz sekaligus cucu Abah yai Kholil.
"Abah mau tahajud"
Normal pov end....
Gus Alif pov...
Aku tengah menatap Abah yang sedang sholat tahajud di sepertiga malam. Walaupun beliau tengah sakit, tapi beliau tidak pernah melupakan sang pencipta diusia 73 tahun. Beliau adalah panutan ku sendiri kecil.
Abah yai selalu bilang padaku "jangan pedulikan pandangan dan anggapan orang lain, biarlah yang tahu dirimu hanya kamu dan Gusti Allah, karena Gusti Allah maha mengetahui. Lakukan lah apa yang menurutmu benar dan baik walaupun salah di mata orang lain"
Beliau juga selalu bilang " jangan tinggal Al-Alawi dan jagalah Al-Alawi, jangan pergi dari Al-Alawi apapun yang terjadi" Abah tidak membiarkan aku pergi dari pesantren, ia ingin aku tetap disana walau pun aku tahu Al-Alawi tidak akan pernah menjadi milikku dan Abi.
Menurut orang aku dan Abah yai tidak dekat dan tidak akur, tapi tanpa mereka ketahui aku lah cucu tersayangnya. Ia ingin aku menjadi penerusnya, tapi itu bukan tempatku sebagai putra mahkota pesantren. Itu adalah tempat Juna sebagai cucu laki-laki tertua. Abah yai memiliki 6 anak, 15 cucu kandung, 2 cucu angkat, dan 1 cicit. Kami berempat belas jarang bisa berkumpul dalam formasi yang komplit di karenakan kesibukan masing-masing.
Ini nih urutan cucu Abah yai.
1. Mbak Ulya anak pertama Bibik Nisa dan Paman Haidar.
2. Dek Juna atau Gus Juna putra sulung Uwak Fian dan Bik Wawa.
3. Adalah Aku, Alif putra sulung Gus Fariz dan Ning Dila.
4. Dek Yana atau biasa di sapa Ning Yana anak tunggal Uwak Ariz.
5. Mas Araf, adik Mbak Ulya.
6. Dek Adeffa, adik kandungku.
7. Dek Delia atau Ning Delia, putri sulung Uwak Fauzi.
8. Dek Wawaf atau Ning Wawaf adik Dek Juna.
9. Dek Zaza atau Ning Zaza putri sulung Bik Ana dan Uwak Hisyam.
10. Dek wafi atau Gus Wafi, adiknya Dek Delia.
11. Dek Nang atau Gus Faza, adik Dek Zaza.
12. Mas Reno atau Gus Reno, adik Mbak Ulya dan Mas Araf.
13. Mas Haikal atau Gus Hanan, saudara kembar Mas Reno.
14. Dek Ali, adik bungsu ku.
15. Dek Wildan atau Gus Wildan, adik Dek Zaza dan Dek Faza.Dua cucu angkat Abah yai itu adalah Uwak Ariz memiliki anak angka yang sedang belajar di pondok pesantren yang ada di Jawa tengah. Anak itu bernama Yanan. Dan Azril yang diangkat menjadi cucu oleh Abah yai.
Dan yang terakhir adalah cicit satu-satunya Abah yai itu adalah Amar putra Mbak Ulya.
"Le, Al-Qur'an nya kamu taro mana?"
"Ada di laci bah, Abah harus banyak-banyak istirahat biar cepet sembuh"
"Kamu juga le, kerja jangan di forsir terus, cari jodoh sana, udah mapan kok belum punya pendamping" baru kali ini Abah yai membahas masalah pendamping untukku.
"Itu gampang, yang penting sekarang Abah yai sehat biar bisa liat Alif menikah"
"Mau Abah carikan calon to le? Di carikan umi mu kok nggak asa yang cocok"
Aku menghelai nafas sebentar "Alif yakin jodoh nggak akan ketuker, mau Abah atau umi yang mencari kalau bukan jodoh Alif ya bisa apa"
"Kamu secara nggak langsung setuju kalau Abah yang carikan le" aku hanya tersenyum menanggapi Abah yai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)
Romance(spin off white thread) Alesya Dilara Azra seorang gadis berusia 24 tahun yang menjadi santri baru di pesantren Al-Alawi. Niat awal untuk menghafal Alquran malah dinikahkan dengan cucu yang punya pesantren. *** Kalau penasaran.. langsung baca aja...