Bab 46

27.6K 2.5K 349
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"Gus Alif kapan bucin"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Normal pov...

1 Minggu telah berlalu. Dua gus itu sudah diizinkan pulang siang ini.

Di mobil Gus Azril hanya diisi oleh dia sendiri dan Gus Juna. Sedangkan di mobil yang menyebut Gus Alif diisi oleh Buya Fariz, Gus Alif, dan 2 santri putra.

Mobil Gus Azril.

"Lo bisa gak sih, gak kayak anak kecil."

"Maksud lo apa Aa' Azril?"

"Tentang sikap lo ke Alif. Kian bukan anak kecil lagi."

"Itu semua karena dia yang udah nikung gue. Dia tahu kalau gue niat serius sama Alesya, tapi dia mau mau aja disuruh nikahin Alesya." Jawab Gus Juna dengan ekspresi penuh dendam pada Gus Alif.

"Alesya udah nikah sama kakak sepupu Lo! Jadi gue harap Lo bisa hargain dan terima takdir lo!!" Ucap tegas Gus Azril.

"Gue gak ngakuin pernikahan mereka!!"

"Gus Juna Anda harus ingat bahwa Anda sudah menikah dan akan menjadi ayah dari dua anak kembar!"

"Deg!" Gus Juna langsung menatap Gus Azril yang sedang menyetir dengan tatapan terkejut.

"Reya hamil anak kembar. Tanyakan pada hati Anda. Apa yang Anda rasakan pada Reya? Tanyakan pada hati Anda. Apakah nama Alesya Dilara Azra Fabian Alif Al-Alawi masih tertulis disana atau sudah bilang dan terganti dengan nama Freya Nashifa Ahlushifa Arjuna Samba Alawi?"

Gus Juna diam. Ia tidak bisa membalas perkataan Gus Azril. Hati dan pikirannya sedang tidak sejalan.

"Anda tidak akan menghamili istri Anda jika Anda tidak mencintainya. Bukan kah yang sangat mengenal diri kita hanyalah diri kita sendiri?" Kata Gus Azril yang benar-benar mengena di hati dan pikiran Gus Juna.










***









Dua mobil yang menjemput dua Gus yang sedang lupa ingatan itu sampai di pesantren.

Ada beberapa keluarga ndalem dan beberapa penghuni pesantren yang menyambut kepulangan keduanya.

Penumpang di kedua mobil itu turun.

Gus Alif langsung berjalan ke arah ndalem, ndalem tengah. Ia tidak memperdulikan setiap panggilan dan teguran dari orang-orang yang memanggilnya. Tujuannya hanya satu, ndalem tengah.

Sebelum masuk ia mengucap salam terlebih dahulu. Ia menatap setiap sudut ndalem tengah.

'Tidak ada yang berubah.' Batin Gus Alif.

Gus Alif semakin masuk ke ndalem. Ia berpapasan dengan Ning Yana.

"Mas Alif kok ke sini?" Ning Yana bertanya dengan mengernyitkan dahinya.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang