Bab 33

27.7K 1.5K 85
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Alesya pov...

Aku sedang memegang map berisi daftar lomba apa saja yang di akan adakan Madrasah Aliyah untuk acara lomba 17 Agustus. Berkas ini tinggal disetujui Gus Alif selaku ketua penyelenggara.

Lombanya ada.
1. Lomba futsa untuk siswa laki-laki menggunakan sarung.
2. Lomba cipta dan baca puisi.
3. Lomba mirip pahlawan kemerdekaan.
4. Lomba baris berbaris.
5. Lomba kaligrafi.
6. Lomba pidato.
7. Lomba debat bahasa Indonesia.
8. Lomba debat bahasa Arab.
9. Lomba MTQ.
10. Lomba tarik tambang.

Total ada sepuluh lomba. Lomba futsal akan dilakukan dua hari yaitu pada tanggal 4 dan 5. Tanggal 7 dan 8 lomba kaligrafi. Tanggal 9 lomba cipta dan baca puisi. Tanggal 10 lomba mirip pahlawan kemerdekaan. Tanggal 11 dan 12 lomba debat bahasa Inggris dan bahasa Arab sekaligus lomba tarik tambang. Tanggal 13 lomba pidato dan MTQ. Tanggal 14 lomba baris berbaris. Dan puncak acara adalah 16 Agustus tepat malam 17 Agustus.

Aku berkesempatan menjadi juri untuk lomba mirip pahlawan kemerdekaan bersama Gus Alif. oh ya Gus Alif juga menjadi juri untuk lomba baris berbaris. Ternyata Gus Alif pernah jadi anggota paskibraka tingkat kabupaten. Kayakny wa suami aku itu segala bisa, jadi minder.

Saat akan memasuki ndalem dan mengucap salam, ternyata Gus Alif sedang bermain piano. Nada yang indah. Aku tidak tahu lagu apa yang ia mainkan tapi ini terdengar sangat romantis. Jari-jarinya bergerak dengan lincah diatas Tuts piano.

"Sya!!"

"Iya Gus" tiba-tiba saja Gus Alif sudah berdiri di depanku.

"Kamu ngelamunin apa?"

"Ng-gak kok Gus. Ini Alesya mau minta tanda tangan Gus buat persetujuan lomba" dengan gugup aku menyerahkan map yang aku pegang.

Gus Alif menerimanya dan membaca isi map tersebut sambil berjalan ke arah sofa. "Kamu mau berdiri terus? Sini duduk!"

"Ah.. iya Gus" dengan gugup aku langsung duduk di lantai.

Ia menatapku. "Duduk di atas Sya!"

"Hah?"

"Sya. Duduk di atas! Atau kamu mau duduk di pangkuan saya?"

Ya ampun Gus njenengan kenapa bisa jadi gini sih... "Alesya susuk di sofa aja Gus"

"Pulpen nya mana?"

"Nggak bawa Gus" jawab ku sambil menunduk. Aku lupa bawa pulpen..

"Kalau gitu ambil di laci kamar"

"Kamar siapa Gus?" Tanyaku.

"Menurut kamu kamar siapa?" Jawabannya dengan kesal.

"Hehehe" setelah itu aku langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil pulpen.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang