Bab 32

26.3K 1.3K 61
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Normal pov...

Alesya sedang berada di halaman belakang pondok putri. Seperti biasa Alesya ngadem di gazebo sambil melalar hafalannya.

Tidak ada yang berubah dari diri Alesya setelah menjadi uztadzah di pesantren.

"Mbak Alesya!!" Itu suara milik Lira.

"Kenapa Ra? Datang-datang kok marah-marah"

"Anak-anak dikamar tuh pada nyebelin banget. Baru juga kelas 7 udah pingin aku hih mbak, nggak punya adab." Lira bercerita dengan wajah kesalnya.

"Emang mereka buat apa sih sampai kamu gerget banget?"

"Itu Si Lia mbak. Kenapa anak MTs dimasukin ke kamar Khadijah sih. Sifatnya itu nggak cerminin penghuni kamar Khadijah. Anak baru lagi. Nggak tahu sopan santun banget."

"Berarti biar kalian yang baru lulus itu bisa bertanggungjawab dan bisa mengayomi adik-adik. Dikamar Khadijah kan udah nggak ada Ning Reya, Mbak Kanaya, dan mbak lagi, kamu harus bantuin Mbak Sri dan mbak-mbak yang lain ngurusin anak-anak baru itu. Jangan malah kayak gini!"

"Iya mbak. Lira tuh kesel sama mereka bukan hanya mereka nggak punya adab tapi mereka itu jelek-jelekin mbak tau. Yang katanya mbak itu kecentilan sama para Uztadz" Lira terus bercerita dengan ekspresi wajah kesal.

"Udah biarin aja"

"Mbak jangan terlalu baik. Mbak itu Ning di pesantren Al-Alawi ini."

"Ning rahasia lebih tepatnya" Alesya membalas dengan tersenyum geli.

"Mbak.." rengek Lira kesal.

"Udah-udah, lebih baik kamu simak hafalan mbak"

"Mending minta Gus Alif aja yang nyimak kan Gus Alif lebih pro" Ucap Lira sengaja untuk menggoda Alesya.

"TAK!!" Alesya menjitak kepala Lira.

"Sakit mbak" ringis Lira yang kesakitan.

"Mangkanya jangan nyebelin!" Alesya kesal sekali dengan perbuatan Lira.

"Eh.. Mbak Al, tadi anak-anak sempet heboh karena liat Uztadzah Layla dan Gus Alif jalan beriringan gitu, banyak yang bilang mereka cocok. Padahal nggak cocok sama sekali" dengus Lira kesal saat mengingat banyak santri yang mendukung Gus Alif dan Ning Layla.

"Udah biarin aja, mungkin mereka lagi ada urusan" Alesya menanggapi dengan sangat santai.

"Mbak jangan santai gitu dong, kalau Gus Alif direbut gimana?"

"Lira.. Gus Alif nggak akan duain mbak, deket sama perempuan aja nggak pernah. Kalau kata Ali sih Gus Alif bakal ngejombelo sampai sekarang kalau nggak Abah yai jodohin kita berdua."

"Lira udah ngingetin loh"

"Iya, tapi sayang mbak lebih percaya sama Gus Alif" balas Alea sambil tertawa.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang