Extra Part 1

32.2K 1.6K 128
                                    

Welcome to the extra part!!!

Ngomong-ngomong nih ya.. kalian dari daerah mana nih??

Aku penasaran banget nih yang baca tulisan aku ini dari daerah mana aja...

Mohon untuk di jawab kalian asal dari mana!!

Salam rindu dari aku buat kalian...

_______________________________

Normal pov...

Alesya sedang berdiri di belkon kamar. Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam.

Gus Alif memasuki kamar dan mendapati sang putra sudah tertidur di atas ranjang dan sang istri berdiri di balkon dengan memandang langit malam yang dihiasi ribuan bintang dan bulan.

Gus Alif mendekati sang istri dan langsung melingkarkan kedua lengannya di pinggang istrinya. Alesya tentu saja terkejut dengan hal itu.

"Ini aku Sya." Ucap Gus Alif yang meletakkan dagunya di bahu kanan Alesya.

"Gus Alif bikin kaget." Gus Alif yang mendengar perkataan Alesya cuman tersenyum.

"Aku ingin memberitahumu sesuatu Sya. Jadi dengarkan baik-baik!"

"Iya, Alesya bakal dengerin."

"Bulan memang cantik. Cantik, karena cahayanya yang sangat indah dan memanjakan mata, tapi cahaya itu bukanlah cahayanya sendiri, melainkan cahaya milik matahari. Sedangkan matahari memiliki cahaya yang sangat menyilaukan dan memberi kehidupan untuk alam semesta, tetapi terkadang matahari sangat egois dengan tidak ingin cahaya bintang terlihat saat siang hari. Bintang, si kecil yang memiliki cahayanya sendiri dan selalu ada untuk menemani langit. Walaupun tidak terlihat saat siang hari dikarenakan kalah dengan cahaya sama matahari, tapi percayalah bintang selalu ada di langit dan langit akan hampa tanpa hiasannya yang selalu menemani. Langit juga tidak akan sempurna tanpa mereka sebagai pelengkap." Gus Alif menjeda perkataannya.

"Seperti halnya aku yang tidak akan sempurna tanpa kamu dan hanya akan ada kamu seorang." Telah mengatakan itu Gus Alif mencuri satu ciuman di pipi Alesya dan Alesya yang diperlakukan seperti itu jelas saja salting. Pipinya sudah memerah karena salting.

"Gus. Apa ingatan Gus Alif sudah kembali?"

"Eemm... Iya, tapi belum sepenuhnya. Cuman sepotong-sepotong. Sabar ya. Ingatan aku pasti kembali." Alesya mengangguk untuk menanggapi jawaban dari pertanyaan tadi.

"Ada pertanyaan lain?" Tanya Gus Alif saat melihat sang istri yang terlihat berpikir.

"Apa arti nama putra kita?"

"Muhammad Fajril Alfarabi Al-Alawi. Anak laki-laki pertama yang simpatik, cermat dalam membuat rencana, dan setia. Al-Alawi adalah nama keluarga kita. Kata Fajril itu memiliki banyak arti dan makna. Salah satunya adalah memiliki sikap peduli yang tinggi, mampu membuat orang di sekitarnya nyaman, seorang yang optimis, memiliki rasa humor, aku berharap putra kita memiliki kepercayaan diri yang baik, dan selalu berusaha agar hidupnya dapat bermanfaat untuk orang banyak. Fajril juga bisa diartikan sebagai fajar. Alfarabi nama ilmuwan Islam yang terkenal."

Alesya berbalik menghadap sang suami dan melingkarkan dua lengannya di leher Gus Alif.

"Gus, Gus Alif jangan lupain Alesya lagi ya... Rasanya tuh sakit gus."

"Maaf Sya, tapi aku tidak bisa berjanji seperti itu, karena itu bukan kuasaku untuk menentukan takdir yang sudah dituliskan dilauhul mahfudz."

"Ya Alesya ngerti. Ada yang bisa merubah takdir selain beliau yang maha kuasa."

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang