Bab 39

26.2K 1.5K 101
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"Gus Alif kapan bucin"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Alesya pov...

Satu minggu telah berlalu sejak penyerangan secara gaib itu. Hari ini adalah hari pembagian raport PTS. Aku menjadi wali kelas di 11 IPS 5.

"Gimana ujiannya kemarin?"

"Panas uztadzah. Apalagi waktu pelajarannya Uztadz Adam." Jawab salah satu murid ku.

"Iya. Kita nggak bisa nengok sama sekali." Sambung yang lainnya.

"Paling enak itu waktu pelajarannya Gus Azril, karena ditinggal keluar." Kata muridku yang duduk paling depan.

"Karena Gus Azril tahu kalau kalian nggak bisa." Kataku menimpali.

"Uztadzah tahu aja sih." Balas yang duduk paling depan tadi.

"Udah ngobrolnya. Sekarang kita bagi rapotnya."aku mulai memanggil nama murid-muridku urut dari absen.

"Juara 1 sampai 3 maju. Uztadzah ada hadiah buat kalian."

Dengan girang dan senang juara maju ke depan. Aku segera membagikan hadiah yang aku bawa.

"Untuk pentas seni acara hari santri nanti kelas kita akan jadi satu dengan kelas 11 IPS 7 dan 11 IPS 6."

"Loh... Kok gitu ustadzah?" Tanya salah satu dari 25 muridku.

"Iya... Nanti cari 3 kelas cuman diambil beberapa. Nanti kalian bakal dikoordinasikan sama Ning Reya. Harus nurut, jangan sampai nggak sopan. Ustadzah nggak bisa koordinasiin kalian. Pokoknya ustadzah sama Ning Reya dan Ning Yana udah buat pentas seni khusus buat kalian. Nanti kalau latihan jangan sampai permaluin kelas kita ya?"

"Siap uztadzah!!" Ucap mereka semua dengan serempak.

"Uztadzah, Lisa boleh nanya nggak?"

"Mau tanya apa Lisa?" Jawabku pada Lisa.

"Uztadzah ada hubungan apa sama Gus Alif?"

"Kenapa kamu tanya kayak gitu?"

"Karena kalau ustadzah ada hubungan sama Gus Alif kita satu kelas bakal dukung uztadzah." Jawab Lira dengan antusias dan diangguki yang lainnya.

"Iya ustadzah. Kalian cocok tahu." Yang lainnya menimpali.

Aku hanya mampu tersenyum untuk merespon mereka.

"Waktu ustadzah dibawa ke kantor keamanan karena fitnah kita nggak ada yang percaya, tapi kita nggak bisa apa-apa. Maaf ustadzah." Ucap salah satu dari mereka.

"Jangan sedih. Ustadzah nggak papa. Nanti kalau ustadzah kenapa-kenapa kalian harus percaya sama ustadzah ya. Ustadzah marah kalau kalian nggak bisa belain. Yang penting buat ustazah itu kalian tetap percaya sama ustadzah." Kenapa suasananya jadi sedih gini sih.

"Uztadzah. Kita boleh meluk uztadzah nggak?" Tanya Lisa. Aku langsung merentangkan tangan sambil tersenyum dan semua muridku langsung menghamburkan pelukan mereka padaku.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang