Bab 34

26.3K 1.8K 53
                                    


Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Alesya pov...

Beberapa hari sudah berlalu sejak pengakuan Gus Alif tentang inisial nama "L". Hal itu menjadi trending topic sampai sekarang dan banyak santri yang penasaran siapa "L" itu. Bahkan Lira terus memperingatkan ku kalau Gus Alif punya wanita lain. Tempat saja hal itu sangat mustahil.

"L" yang dimaksud Gus Alif itu Lara dan Lara itu nama panggilanku. Aku saat masuk ke pesantren ini mengubah nama panggilanku menjadi Alesya. Sama seperti Gus Alif yang di luaran sana dikenal dengan nama Fabian, sedangkan di lingkungan pesantren Al-Alawi di kenal dengan nama Gus Alif.

Kalian pasti bertanya-tanya dari mana kutahu "L" itu Lara kan? Jawaban adalah Gus Alif sendiri yang memberitahu hal itu setelah acara kemarin.

Gus Alif itu sekalinya romantis bikin jantungan dan kegemparan jadi trending topik deh sampai sekarang.

Aku sekarang ini mengendarai motor. Aku baru saja belanja kebutuhan dapur pesantren. Aku naik motor sendirian dengan membawa sayur. Belanjaan yang lainnya udah di bawah Kang Arzak dan Kang Rizal naik motor thossa roda tiga.

Bentar lagi sampai pesantren, tapi ada yang menghadang ku di tengah jalan.

"Biar saya yang nyetir" aku hanya menuruti nya saja.

Kami beerboncengan dan aku melingkarkan tanganku di pinggangnya.

"Gus Alif habis jogging ya?"

"Iya, sekalian liat kamu sendirian. Jadi saya nebeng pulang."

"Kalau diliat orang-orang gimana Gus?"

"Saya nggak peduli, lagian kamu itu istri saya dan nggak ada salahnya kan kalau saya goncengan sama istri sendiri"

Selalu kalah debat kalau sama Gus Alif.

"Hari ini kan hari Jum'at emang Gus nggak kerja?" Aneh sih kenapa Gus Alif gak kerja.

"Izin cuti sehari. Mau sarapan dulu atau langsung pulang?"

"Langsung pulang aja Gus. Gus mau Alesya masakin apa?"

"Capcay aja"

"Kirain bakal jawab terserah" godaku.

"Nanti kamu masakin saya kayu dan batu" dengusnya kesal.

Aku tertawa mendengar ucapannya itu. "Nanti Alesya masakin kalau udah selesai ro'an nggeh Gus"

"Nggeh dek"

Ya Allah... Alesya nggak mimpi kan ini?

"Kamu nggak mimpi Sya" ucapnya seakan-akan tahu suara hatiku.

"Saya emang tahu suara hati kamu Sya"

Ternyata di depan udah gerbang pesantren, aku langsung melepas tanganku yang melingkar di pinggang Gus Alif.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang