Bab 28

25K 1.6K 24
                                    

Jangan komen *next*
Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*. Juga jangan cuman diem aja nggak vote atau pun komen ya para readers...

Kalau gak aku bakal update lama.. oke...

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

______________________________

Normal pov...

Gus Alif terus menatap Alesya yang sedang membaca kitab kuning. Samar-samar Gus Alif dapat mendengar suara sang istri.

'Sepertinya dia itu kamu. Satu langkah lagi akan terbukti apakah kamu itu dia' ucap Gus Alif dalam hati yang masih menatap Alesya di sebrang sana.

"Zina mata mas" tegur Gus Juna dengan ketus.

"Hm. Lo masih suka sama Alesya?"

"Jujur gue masih suka, tapi dia bukan jodohku dia jodoh Lo Mas Alif" Gus Juna menatap Gus Alif untuk mengetahui reaksi dari suami cinta pertamanya.

"Bagus kalau lo udah tahu. Akhirnya lo berani gunain kelebihan Lo untuk lihat apa yang terjadi"

"Kenapa Mas Alif mau?"

"Janji, karena janji gue sama Abah yai dan Gusti Allah" Gus Alif menjawab dengan santai dan masih menatap Alesya sang istri.

"Janji?"

"Hm, janji gue sama Abah yai atas nama Allah"

"Oke gue paham"

"Jangan sakitin Reya lagi" ucap Gus Alif tiba-tiba.

"Tenang aja"

"Heh. Gimana gue bisa tenang kalau Lo sakitin adik sepupu gue"

"Gue gak akan sakitin Reya lagi"

"Hn" guman Gus Alif.

"Berdua-duaan, mending ikut gue" ucap Gus Azril yang datang-datang membuat kekesalan pada diri Gus Alif.

"Ketempat babeh yuk!" Ajak Gus Azril.

"Yuk lah!" Gus Juna bangkit dari duduknya dan bersiap untuk pergi.

Karena merasa tidak ada respon dari Gus Alif, Gus Juna dan Gus Azril menarik tangan Gus Alif. Mereka berdua menyeret paksa Gus Alif untuk ikut bersama mereka.

"Kalian apa-apaan?!" Kesal Gus Alif pada dua orang ini.

"Udah ikut aja" balas Gus Azril.

"Kalian berdua makin tua makin aneh!" Maki Gus Alif pada dua orang itu.

"Lo juga mas. Lo lebih aneh lagi!" Balas Gus Juna.

"Lepas! Lepas!" Dengan paksa Gus Alif melepaskan diri dari dua orang menyebalkan ini.

Sampai di warung babeh mereka disambut dengan keramaian warung, juga ada para Uztadz muda disana.

"Besok kalian mau wawancara calon guru baru jam berapa?"

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang