Bab 6

38.4K 2K 79
                                    

Normal pov...

Sudah dua minggu Alesya mondok di pesantren Al-Alawi. Saat ini Alesya sedang bersama Sri membersihkan halaman depan ndalem belakang.

Ndalem belakang tepat berada di belakang ndalem Abah yai dan terpisahkan pendopo juga halaman atau pelataran.

"Mbak Sri!!" Ning Yana memanggil Sri dari pintu belakang ndalem Abah yai.

Dengan segera Sri menghampiri Ning Yana "nggih Ning, enten nopo?"

"Niku nggeh mbak, sampean kaleh Mbak Alesya tolong bersihkan ndalem nggih, Abah yai mengken sonten mantuk, tolong bersihkan ruang tamu sama ruang keluarga, kalau kamar Abah yai biar di bersihin Gus Alif kaleh Gus Juna" biasalah bahasanya campuran Jawa Indonesian.

"Nggih Ning"

"Di pel sekalian nggeh mbak"

"Nggih Ning" setelah kepergian Ning Yana, Sri segera menghampiri Alesya dan memberitahukan akan tugas yang di berikan Ning Yana pada mereka berdua. Mereka berdua segera membersihkan halaman supaya bisa mengerjakan tugas baru itu.

Saat ini Alesya dan Sri sedang mengepel ruang keluarga ndalem Abah yai.

"Mbak Alesya, aku kebelakang mau nyuci kain pelnya" pamit Sri. Alesya mengangguk sebagai jawaban.

Alesya melangkahkan kakinya ke pintu samping barat ndalem sambil membawa ember berisi air bekas mereka mengepel.

"BYUR!!"

Alesya menganga tidak percaya dengan apa yang dia lakukan sendiri.

"Maaf Gus" Alesya langsung menunduk sangat dalam setelah merutuki kebodohannya sendiri.

Ya, Alesya santri baru dengan tidak sengaja telah menyiram seorang Gus Alif yabg terkenal kejam dengan air bekas pel.

Terlihat sekali kemarahan seornag Gus Alif dari tatapan mata nya yang setajam belati.

"Kalau punya mata itu dipakai!!!" Suara sinis dan penuh penekanan, jangan lupakan lirikan tajam bagai belati yang seperti menguliti Alesya hidup-hidup saat ini.

"Sekali lagi saya minta maaf Gus, saya nggak sengaja" Alesya tidak berani menatap Gus didepannya saat ini.

Alesya mengangkat kepalanya saat menyadari sang Gus telah berjalan pergi menuju ndalem barat dengan kesal.

Alesya menghelai nafas sambil mengelus dadanya. Alesya memasuki ndalem sambil mengetuk kepalanya sendiri dengan tangan karena merutuki kebodohannya sendiri.

'kamu menggali kuburan mu sendiri dengan membuat masalah dengan Gus Alif, Alesya'

"Aaa!!"

Alesya terpeleset karena lantai yang masih basah, tapi ia tak terjatuh karena ada yang menangkapnya.

Kembali dipertemukan dua iris berbeda warna iris coklat tua milik Gus Juna bertemu dengan iris coklat muda milik Alesya. Mengagumi iris mata satu sama lain.

"Astagfirullahalazim!!" Suara Sri membuat mereka sadar dan dengan segera Gus Juna melepaskan tangannya yang ada di tubuh Alesya.

"BRUK!"

Alesya terjatuh sambil mengaduh sakit. Gus Juna terlihat linglung sedangkan Alesya segera berdiri dan menghampiri Sri yang tengah menatapnya tidka percaya.

"Kami permisi Assalamualaikum" Alesya segera menarik Sri ke belakang dan meninggalkan Gus Juna yang masih linglung sambil memegangi dadanya.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang